Juba, Sudan (ANTARA News) - Pemberontak Uganda dari Tentara Perlawanan Tuhan (LRA) telah membunuh 136 orang dan merampok barang milik mereka dalam serangan awal pekan ini di Sudan selatan, seorang pejabat senior militer mengatakan Jumat.
"Pada 4 Februari, LRA membunuh 136 orang di sejumlah tempat di dan sekitar Kajo-Keji dan merampok barang milik mereka," Michael Kuel, seorang pejabat intelijen militer Unit Gabungan Bersama (JIU), mengatakan.
JIU dibentuk sebagai bagian dari perjanjian damai utara-selatan 2005 di Sudan dan terdiri dari sejumlah yang sama anggota pasukan bersenjata dan bekas pemberontak Sudan selatan dari Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM).
"Ketika SPLM tiba di sana, petempur itu telah lari. Kami masih mengejar mereka," Kuel menambahkan.
"Pasukan kami berada di tempat itu dan kami akan melakukan apasaja untuk menangkap orang yang melakukan kejahatan tersebut tapi prioritasnya sekarang adalah untuk memulihkan hukum dan ketertiban," pejabat SPLM Pajan Pal mengatakan.
Pejabat penting PBB di Sudan selatan, David Gressly, awal pekan ini melaporkan serangan 30 Januari oleh LRA di daerah yang sama, di selatan ibukota "semi-otonomi" Juba dan dekat perbatasan dengan Uganda.
Pemerintah Sudan selatan telah menjadi tuan rumah pembicaraan damai Uganda antara pemerintah dan LRA.
Gressly mengatakan ia tidak yakin siapa di balik serangan pertama itu tapi para pejabat setempat menuduh LRA, yang mengancam untuk menghentikan dukungan mereka pada proses perdamaian itu.
"Pendukung mendiang Otti telah mengambil keuntungan dari kekosongan komando ini dan menimbulkan malapetaka di desa kami dengan membunuh orang dan merampok barang milik mereka," wakil gubernur Western Equatorial Joseph Ngere mengatakan.
Vincent Otti adalah orang kedua dalam waktu lama dalam kepemimpinan LRA, kelompok pemberontak Uganda yang memerangi pemerintah di Uganda utara selama dua dekade dan menjadi terkenal karena praktik kejamnya.
Otti dikabarkan telah mati akhir tahun lalu dan tidak terlihat sejak itu. Para pejabat Uganda dan Sudan menyatakan mereka telah menerima informasi mengenai kematiannya tapi gerakanannya tidak memastikan secara resmi kematiannya.
Banyak petempur LRA didapati berlindung di hutan terpencil di Sudan selatan, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008