Washington (ANTARA News) - Mantan bakal calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republiken, Mitt Romney, Kamis tidak tahan untuk kembali berkomentar miring terhadap Prancis. "Kita menghadapi tantangan angkatan baru, yang mengancam kemakmuran, keamanan, dan masa depan kita," kata Romney dalam konferensi golongan konservatif di Washington. "Saya yakin, jika Amerika tidak mengubah jalan, kita bisa-bisa jadi Prancis abad ke-21, masih negara besar, tapi bukan pemimpin dunia," kata hartawan politisi penganut Mormon itu. Cemoohannya terhadap Prancis bukan yang pertama. Romney pernah tinggal di Prancis dua tahun sebagai pedakwah Mormon pada dasawarsa 1960-an. Baru-baru ini, dalam pidato di sebuah universitas, Romney mengatakan, "Di Prancis, misalnya, saya baru tahu bahwa sekarang, perkawinan banyak berupa kontrak tujuh tahun. Salah satu anggota pasangan boleh pergi jika jangka waktu itu sudah dilalui. Dangkal sekali." Pada tahun 2007, koran "Boston Globe" menerbitkan tajuk rencana berjudul "Romney`s French complex", berisi bocoran unsur cetak biru kampanye Romney, yang mencela Hillary Clinton. "Rasa permusuhan terhadap Prancis merupakan tema berulang muncul di dokumen itu," kata koran tersebut. "Ke situlah Hillary dan Dems (partai Demokrat) akan membawa kita. Hillary sama dengan Prancis," katanya. Kampanye itu juga mengusulkan pembagian tempelan di bemper kendaraan bertuliskan "First, not France" (Pertama, bukan Prancis). "Boston Globe" melaporkan stiker itu sudah ditempel, tapi belum dipakai. Rasa permusuhan terhadap Prancis muncul pertama kali saat pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2004, ketika partai Republiken tanpa ampun mengejek habis calon dari partai Demokrat, John Kerry, atas kedekatannya dan kefasihannya berbahasa Prancis, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008