Faktor penyebabnya karena letak geografis, yakni ketersediaan sumber air minim. Di sisi lain, upaya penanganan kekeringan yang dicanangkan Pemkab Sampang seperti pembangunan SPAM dan embung air, belum merata ke semua desa.

Sampang (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang Anang Djoenaidi mengatakan kekeringan dan kekurangan air bersih melanda sedikitnya 67 desa pada musim kemarau Tahun 2019.

"Desa-desa yang terdata mulai mengalami kekeringan ini, tersebar di sembilan kecamatan dari total 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Sampang," kata Anang di Sampang, Jawa Timur, Rabu (26/6).

Ia menjelaskan, data jumlah desa yang mengalami kekeringan pada kemarau kali ini lebih banyak dibanding 2018. Sebab, kala itu, jumlah desa yang terdata mengalami kekeringan hanya 42 desa.

Faktor penyebabnya karena letak geografis, yakni ketersediaan sumber air minim. Di sisi lain, upaya penanganan kekeringan yang dicanangkan Pemkab Sampang seperti pembangunan SPAM dan embung air, belum merata ke semua desa.

Saat ini, kata Anang, pihaknya masih berkoordinasi dengan BPBD Pemprov Jatim untuk mendistribusikan bantuan air bersih ke desa-desa yang dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih itu, karena Pemkab Sampang tidak mengalokasikan bantuan air bersih.

Ia menjelaskan, jenis kekeringan yang terjadi kali ini terbagi dua, yakni kekeringan langka dan kekeringan kritis.

Baca juga: Tiga kabupaten di Jabar alami kekeringan, Indramayu terparah

Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun/desa mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.

Sementara yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun/desa itu di bawah 10 liter saja per orang, per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.

Sementara itu, berdasarkan data BPBD Jatim, Kabupaten Sampang memang termasuk satu dari 24 Kabupaten/kota yang rawan kekeringan, dan kabupaten ini menduduki urutan pertama dengan wilayah yang paling banyak terdampak kekeringan.

Jumlah total desa se-Jawa Timur yang terdata mengalami kekeringan pada kemarau kali ini sebanyak 556 desa tersebar di 180 kecamatan, dan dari jumlah itu sebanyak 199 desa yang berpotensi tidak memiliki air sama sekali.

Selain Kabupaten Sampang, kabupaten lain yang juga masuk dalam catatan BPBD Pemprov Jatim yang rawan kekeringan ialah Kabupaten Tuban, Ngawi, Pacitan, hingga Lamongan.

Saat ini, Pemprov telah berkoordinasi dengan para kepala BPBD yang rawan kekeringan itu, untuk mempersiapkan bantuan pendistribusian air bersih ke desa-desa yang dilanda kekeringan tersebut.

Baca juga: IPB bagikan cendawan endofit perkuat akar padi hadapi kemarau
Baca juga: Jabar-pengelola irigasi koordintasi terkait antisipasi kekeringan

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019