Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Budi Mulya, mengungkapkan pada April 2008 pihaknya akan membuka kembali SBI (Sertifikat BI) tenor enam dan sembilan bulan. "Nanti bulan April kita akan buka tenor SBI enam dan sembilan bulan, sehingga lelangnya bareng-bareng, yaitu satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan sembilan bulan yang ditawarkan BI dengan metode variabel," kata Budi Mulya kepada wartawan di Yogyakarta, Jumat. Menurut Budi, dalam metode variabel ini pasar yang menentukan pergerakan harga dari rendah ke tinggi, namun posisi rendah awal ditentukan oleh BI, kemudian pergerakan ke posisi tinggi oleh pasar. Dia juga mengungkapkan bahwa penerapan lelang SBI tersebut bukan merupakan kebijakan moneter yang mengendur, namun kebijakan moneter masih berpatokan pada BI-rate, sedangkan SBI merupakan hasil "bidding" (permintaan) di pasar terhadap likuiditas uang yang beredar. BI hanya melakukan lelang dan pasar menangkap "yield" (imbal hasil) yang ditawarkan. Penambahan tenor SBI ini untuk mengoptimalkan operasi moneter dan operasi pasar terbuka (OPT) harian Repo (repurchase agreement) dan memperluas instrumen di OPT. Repo sendiri, yaitu suatu kontrak dimana suatu pihak melakukan penjualan efek, seperti surat utang negara (SUN), dengan perjanjian bahwa ia akan membeli kembali efek tersebut pada suatu waktu tertentu dan pada harga tertentu. OPT nantinya tidak hanya dilakukan di pasar valuta rupiah, namun juga dalam bentuk valuta asing (valas). Selain itu, penerbitan SBI dengan berbagai tenor untuk memperbanyak produk keuangan yang dapat digunakan untuk meredam fluktuasi yang berlebihan pada nilai tukar akibat gejolak eksternal dan bisa menahan investor tidak melakukan pelarian modal ke luar negeri. (*)
Copyright © ANTARA 2008