"Kegiatan ini untuk memberikan rasa aman terhadap radioaktif penambangan bijih timah dan bagaimana cara mengatasinya limbah tersebut," kata Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Abdul Fatah saat membuka Desiminasi Pengawasan Tenorm di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan kegiatan ini sangat penting, mengingat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah penghasil bijih timah terbesar nomor dua dunia. Disaat melakukan pertambangan maka akan terbawa limbah mineral ikutan mengandung readiasi radiokatif dari aktivitas tambang tersebut.
"Untuk pengamanan itulah pada kegiatan ini, didisikusikan oleh tataran Bapeten kepada para pelaku usaha," ujarnya.
Ia berharap dalam kegiatan desiminasi pengawasan tenorm ini, dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang keselamatan dalam pengelolaan mineral radioaktif kepada para pelaku usaha dan masyarakat di daerah ini.
“Kami berharap agar Bapeten memberikan pengetahuan dan wawasan tentang keselamatan dalam pengeloalaan mineral radioaktif, sehingga pihak perusahaan dapat melaksanakan kewajibannya sesuai peraturan perundang-undangan," katanya.
Kepala Bapeten, Jazi Eko Istiyanto mengatakan, banyak peralatan rumah sakit dan industri yang memiliki peralatan radiasi diantaranya rontgen, CT scan dan radioterapi.
"Yang mengeluarkan radiasi dan perlu diawasi. Yang kita awasi banyak, di Babel juga ada rumah sakit yang menggunakan peralatan dan industri juga ada. Oleh karena itu perlu pengawasan yang baik," katanya.
Kegiatan yang diusung oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir tersebut, juga dihadiri Direktur Inspeksi Instalasi Bahan Nuklir, Amil Mardha, Perwakilan PT. Timah, PT. Sundaland, dan Dinas atau badan terkait lainya.
Baca juga: Menristekdikti tegaskan teknologi dan SDM Indonesia siap untuk PLTN
Baca juga: Nasir: PLTN masih opsi terakhir hasilkan energi listrik
Baca juga: LIPI: Perlu kontribusi PLTN capai target EBT 23 persen
Pewarta: Aprionis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019