"ADB terus berkomitmen membantu warga Sulawesi Tengah untuk bangkit kembali selepas bencana," kata Direktur ADB untuk Divisi Pembangunan Perkotaan dan Air untuk Asia Tenggara Vijay Padmanabhan dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.
Padmanabhan menambahkan pinjaman ini akan membantu pemerintah dalam melaksanakan rencana induk untuk melakukan rehabilitasi dan pemulihan berdasarkan prinsip membangun kembali secara lebih baik daerah terdampak bencana.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 7,4 SR di Sulawesi Tengah pada September 2018 telah menimbulkan longsor, tsunami, dan likuifaksi tanah yang berdampak terhadap lebih dari 1,4 juta jiwa di daerah tersebut.
Bencana alam itu merenggut nyawa 2.018 orang, melukai 4.438 orang, menjadikan 200.000 orang kehilangan tempat tinggal dan lebih dari 1.300 orang dinyatakan hilang.
Menurut perkiraan, kerugian ekonomi dari bencana alam mencapai 1,7 miliar miliar dolar AS atau sekitar Rp24 triliun, sebagian besar karena kerusakan parah terhadap perumahan, pasokan air, irigasi, jalan, jembatan, bandar udara, dan infrastruktur pelabuhan.
Komponen pertama dari pembiayaan ini akan membantu pemerintah dalam membangun, merehabilitasi, dan meningkatkan fasilitas pendidikan dan pemasok air, termasuk pengolahan dan distribusi air, sesuai dengan standar ketahanan bencana yang lebih baik.
Pinjaman ini juga akan meningkatkan infrastruktur sumber daya air di Sulawesi Tengah melalui pembangunan kembali sistem irigasi Gumbasa, meningkatkan sistem pemasok air baku PASIGALA, dan pembenahan struktur pelindung pantai guna mencegah erosi lebih lanjut dan banjir pasang atau rob.
Komponen ini juga akan mencakup pemasangan instrumen hidrometeorologis untuk mengelola aliran air di sepanjang daerah aliran sungai.
Sedangkan, komponen kedua dari pembiayaan akan membantu rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur bandar udara dan pelabuhan guna meningkatkan keamanan dan mendorong perkembangan kembali ekonomi di provinsi ini.
Secara khusus, pinjaman tersebut akan merehabilitasi pelabuhan yang rusak di Pantoloan, Donggala, dan Wani, meningkatkan kapasitas operasi, serta mendukung pembuatan rencana tanggap darurat pada masing-masing pelabuhan.
Pinjaman ini juga akan membiayai perbaikan dan rekonstruksi landasan pacu dan terminal di Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri di Palu dengan rancangan yang tahan bencana, serta memperkuat kesiapsiagaan bencana.
Sebelum menyalurkan pembiayaan ini, ADB telah menyetujui pinjaman bantuan darurat 500 juta dolar AS atau sekitar Rp7 triliun bagi Lombok dan Sulawesi Tengah pada bulan November 2018 guna mendukung kegiatan pemulihan jangka pendek.
Pada Oktober 2018, ADB juga menyetujui hibah tiga juta dolar AS atau Rp42,3 miliar yang dibiayai dari Asia Pacific Disaster Response Fund, untuk membantu korban bencana. Pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi melalui pembiayaan baru ini akan dikoordinasikan dengan pemerintah dan para mitra pembangunan.
Baca juga: Pembangunan huntara di Sulawesi Tengah terhambat masalah pembayaran
Baca juga: Pemerintah siapkan rehabilitasi dan rekonstruksi Sulawesi Tengah
Pewarta: Satyagraha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019