Pekanbaru (ANTARA News) - Wapres Jusuf Kalla menegaskan, sesuai dengan perundang-undangan yang ada, pilihan pertama pengelolaan blok migas di Natuna akan diserahkan kepada Pertamina. "Sesuai UU, pilihan pertama ya... Pertamina," ujar Wapres menjawab pers tentang kelanjutan pengelolaan blok Natuna seusai rapat tertutup dengan pimpinan Chevron Pacific Indonesia di Pekanbaru, Kamis. Pada Jumat (8/6), Wapres bersama rombongannya direncanakan melakukan kunjungan kerja ke Bintan dan Natuna. Kalla mengatakan bahwa kunjungannya itu hanya untuk melihat fisik proyek eksplorasi migas di sana dan setelah itu baru diambil keputusannya. "Hanya lihat fisiknya dan kenyataan apa di situ...(setelah meninjau) ... nanti keputusan keluar," ujar Kalla. Ditanya apakah negosiasi dengan Exxon akan dihentikan, Kalla mengatakan bahwa perundingan yang telah dilaksanakan selama ini ternyata tidak mencapai hasil. "Ya karena memang sudah tidak mencapai hasil," ujarnya. Lebih lanjut Kalla menjelaskan bahwa sikap pemerintah sudah jelas sehingga langkah-langkah yang akan diambil pun adalah yang paling menguntungkan dan terbaik untuk Indonesia. "Artinya kita harus ada persetujuan (kontrak dengan Exxon) sesuai dengan kondisi-kondisi yang diajukan Indonesia. Kondisi Indonesia harus jelas," ujarnya. Mengenai mitra yang akan digandeng Pertamina, Wapres memastikan Pertamina akan mengajak perusahaan minyak lainnya untuk bekerjasama. Namun demikian, Kalla enggan menyebut siapa mitra yang nantinya akan digandeng Pertamina itu. "Tidak bisa disebut sekarang. Siapa yang mampu beroperasi di lahan yang susah itu?," jawab Kalla saat ditanya apakah Petro China adalah mitra yang akan digandeng Pertamina. Sementara itu Dirut Pertamina Arie Soemarno menyatakan bahwa saat ini pihaknya masih mencari siapa mitra yang akan digandengnya untuk mengelola Natuna. "Kita sedang cari," ujarnya singkat.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008