Medan (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Akbar Tanjung, mengaku sama sekali tidak tahu perihal rencana pemecatan kader Partai Golkar terkait dengan bursa pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara periode 2008-2013. "Saya tidak tahu soal rencana pemecatan itu, karena setahu saya Partai Golkar itu partai politik yang terbuka," katanya ketika menjawab wartawan usai menghadiri seminar nasional yang digelar HMI Cabang Medan di Medan, Kamis. Kepada Akbar Tanjung wartawan menyebutkan bahwa saat ini ada tiga kader Partai Golkar yang maju sebagai Calon Gubernur Sumut. Ketiganya masing-masing Ketua DPD Partai Golkar Sumut HM Ali Umri, Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar Sumut H. Abdul Wahab Dalimunthe dan Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar Kabupaten Langkat H.S yamsul Arifin, SE. Partai Golkar sendiri telah menetapkan HM Ali Umri sebagai calon tunggal dari partai berlambang pohon beringin itu, namun Wahab dan Syamsul tetap maju dengan dukungan dari partai lain. Karena tetap bersikeras maju, keduanya terancam dipecat. Namun Akbar Tanjung mengaku belum mendapatkan informasi seputar rencana pemecatan tersebut. Partai Golkar, katanya, selama ini selalu menerapkan cara-cara yang demokratis dalam penetapan calon kepala daerah termasuk dalam penetapan calon Presiden. Ia mencontohkan dalam pemilihan calon Presiden tahun 2004, dimana partai itu menggelar konvensi untuk menentukan calon yang akan diusung. "Yang kita usung ketika itu adalah Pak Wiranto yang justru bukan kader. Tapi itulah hasil dari pemilihan demokratis yang dilakukan Partai Golkar," katanya. Akbar Tanjung juga mengaku tidak mengetahui secara pasti pola-pola atau sistem yang digunakan dalam pemilihan dan penetapan calon gubernur di Partai Golkar Sumut. "Apa ada demokratis?," tanyanya. Menurut dia, seharusnya hak seseorang untuk dipilih dan memilih tidak dihalang-halangi, apalagi yang akan dihadapi adalah pilkada langsung dimana rakyat yang menentukan siapa pemimpin mereka. Ia juga menegaskan bahwa sama sekali tidak ada jaminan seorang calon yang diusung suatu partai politik otomatis juga akan didukung oleh kader dan simpatisan partai itu, demikian juga halnya dengan calon dari Partai Golkar. "Juga tidak ada jaminan calon partai juga akan didukung oleh rakyat yang memilih partai itu pada Pemilu lalu. Siapa yang bisa jamin itu?," katanya. Pada kesempatan itu ia juga mengatakan dirinya tidak mendukung calon manapun mengingat dirinya tidak memiliki institusi apapun untuk melakukan hal itu. "Yang penting para calon itu sampaikan visi-misi, sementara siapa yang dipilih sepenuhnya tergantung rakyat," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008