Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi yang baik, keberhasilan menekan tingkat pengangguran, dan angka kemiskinan menjadi kunci dari sentimen positif elektoral bagi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 nanti. "Bila SBY gagal dalam memperbaiki keadaan ekonomi saat ini, dan tidak mampu menekan tingkat pengangguran dan kemiskinan, maka Sultan (Sri Sultan Hamengkubuwono X) mungkin menjadi figur potensial menang dalam pemilu 2009," kata Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani, di Jakarta, Kamis. Dari hasil survei LSI Januari 2008, dengan 1.200 responden dari seluruh Indonesia, tokoh Sri Sultan Hamengkubuwono X mendapat sentimen elektoral (akan dipilih) cukup lumayan, dan kecenderungannya menguat dalam tiga tahun terakhir meskipun masih jauh di bawah SBY dan Megawati, ujar Saiful. Menurut dia, secara umum sentimen elektoral masyarakat terhadap tokoh-tokoh nasional untuk presiden semakin terfragmentasi. Tidak ada tokoh yang mempunyai daya tarik elektoral secara nasional. Dia mengatakan, sebagai incumbent saat ini SBY masih memegang 34 persen suara dari masyarakat bila calon presiden cukup banyak. Namun, tren sikap elektoral pada SBY maupun Megawati mengalami penurunan dua hingga tiga persen dari Oktober 2007 hingga Januari 2008. Dalam survei LSI terbaru juga diperlihatkan bahwa optimisme masyarakat atas kerja pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan, pengangguran, dan pengendalian harga kebutuhan pokok cenderung semakin hilang. Optimisme terhadap pengendalian harga kebutuhan pokok menurun dari 27 menjadi 18 persen, optimisme terhadap pengentasan kemiskinan menurun dari 27 hingga 25 persen, dan optimisme terhadap pengurangan pengangguran menurun dari 20 hingga 17 persen. Selain itu, survei LSI menunjukan bahwa kemampuan masyarakat dalam memenuhi sejumlah kebutuhan pokok dalam satu tahun terakhir mengalami kemunduran. Sebesar 77,7 persen responden menyatakan lebih berat untuk memberi beras dan lauk-pauk, 78,2 persen menjawab lebih berat membeli mintak tanah, dan 83,7 persen responden menjawab lebih berat membeli minyak goreng. "Persepsi masyarakat terhadap perekonomian yang buruk saat ini cenderung meningkat. Tapi untuk tingkat keamanan dan ketertiban responden justru merakan semakin baik," ujar Saiful.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008