Giant tutup, saya juga ikut tutup jadi ya harus turun harga.

Jakarta (ANTARA) - Penutupan perusahaan ritel Giant tidak hanya dirasakan oleh karyawannya namun juga pada pelaku usaha lainnya di sekitar toko swalayan yang didominasi warna hijau tua itu.

Contohnya seperti dua pedagang ini, yang masing-masing menjajakan baju dan makanan basah, serta berada satu gedung dengan Giant Ekspres Mampang yang akan ditutup pada 28 Juli mendatang.

Meski menjual dua hal yang berbeda, kedua penjual tersebut mengaku mendapatkan keuntungan karena ramainya pengunjung yang ingin berbelanja di masa diskon penutupan gerai Giant Ekspres Mampang itu.

"Biasanya di sini sepi, tapi sejak Minggu (23/6) ada spanduk diskon besar tiba-tiba banyak yang beli," kata penjual baju di depan gerai Giant Ekspres Mampang Delfy saat diwawancarai Antara, Selasa.

Delfy mengatakan dalam sehari sejak penjualan jelang penutupan Giant Mampang setidaknya ia bisa meraup omzet sebanyak Rp4 juta rupiah dalam semalam. Padahal, biasanya pendapatannya dari menjual sandang hanya sekitar Rp700 ribu semalam.

Meski mendapatkan keuntungan jelang tutupnya gerai Giant, Delfy harus menurunkan harga baju yang dijualnya itu agar stoknya habis lebih cepat.

"Giant tutup, saya juga ikut tutup jadi ya harus turun harga. Biasa jual Rp35.000 sekarang Rp25.000 untuk semua jenis baju," kata wanita berkerudung itu.

Meski begitu Delfy tidak terlalu memusingkan tujuan selanjutnya setelah gerai Giant Mampang ditutup karena sudah ditawarkan untuk pindah ke gerai Giant lainnya yang masih beroperasi.

Baca juga: Warga berburu barang diskon di Giant Mampang
Serupa Delfy yang mendapat keuntungan lewat tutupnya gerai Giant Mampang, Wafy yang menjajakan kue basah juga mengaku mendapatkan untung hingga tiga kali lipat sejak ada kabar tentang mau ditutupnya gerai tersebut.

"Naik dua sampai tiga kali lipat omzet saya, pada laper kali ya nunggu keluarganya belanja," kata pria yang berusia 21 tahun itu.

Namun hal berbeda dirasakan oleh Wafy karena dirinya tidak menemukan lokasi berjualan setelah gerai Giant Mampang ini ditutup.

Baca juga: Tutup enam toko Giant, Hero perkuat bisnis Guardian dan IKEA
Tidak hanya pedagang, orang- orang yang paling merasakan dampak ditutupnya gerai Giant Mampang adalah mereka yang berprofesi sebagai juru parkir.

Sistem parkir Giant Mampang tidak menggunakan sistem otomatis dan mengandalkan tenaga masyarakat sekitar, yang tergabung dalam sebuah komunitas "Parkir Giant Mampang".

"Kami merasa dirugikan, tapi saat ini tetap kerja saja sambil menunggu kejelasan dari pihak manajemen," kata koordinator juru parkir Giant Mampang Ipung.

Menurut Ipung yang sudah sembilan tahun menjadi koordinator juru parkir, total juru parkir di Giant Mampang berjumlah 40 orang dan bergantung pada pekerjaan tersebut.

Ipung mengaku kebingungan untuk langkah selanjutnya karena banyak orang yang bergantung kepada pekerjaan sebagai tukang parkir di lokasi Giant Mampang ini berada.

Saat ini mereka hanya dapat berharap pada rumor bahwa akan ada pengganti toko swalayan lainnya.

"Saya akan berjuang bagi teman-teman yang lain, jika ada swalayan yang menggantikan Giant bisa menggunakan tenaga kawan-kawan jukir (juru parkir). Karena itu mata pencaharian kami," kata Ipung menutup pembicaraaan dengan Antara.

Baca juga: Hero sebut penutupan Giant dampak perubahan belanja konsumen
Baca juga: Aprindo sebut faktor yang pengaruhi penutupan Giant
Baca juga: Darmin: Penutupan gerai ritel modern akibat persaingan yang ketat

Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019