Jakarta (ANTARA News) - PT Angkasa Pura (AP) II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta (Soeta) mengumumkan bahwa potensi pendapatan yang hilang (potential loss) akibat banjir awal Februari 2008 mencapai Rp3,1 miliar. "Angkanya mencapai sebesar itu. Umumnya disumbang dari pendapatan dari sisi operasi. Waktu itu kan sempat tutup, ya ruginya dari situ," kata Direktur Pengembangan Usaha PT AP II Tulus Pranowo saat dihubungi di Jakarta, Rabu. Dia merinci, total penerbangan pada 1-3 Februari yang mengalami gangguan mencapai 669 penerbangan, terdiri atas keterlambatan keberangkatan, pembatalan penerbangan hingga terlambat kedatangan karena dialihkan atau lainnya. Tidak hanya itu, PT AP II, lanjutnya, juga terpaksa mengeluarkan dana operasi sebesar Rp50 juta untuk menyediakan konsumsi bagi karyawan dan penumpang yang bertahan di bandara selama banjir. "Banyak penumpang yang bertahan sehingga bandara makin padat saja. Wajar kalau ada yang menilai kacau tak terkendali," katanya. Oleh karena itu, tegasnya, pihaknya sejauh ini terus berkoordinasi dengan pihak terkait, khususnya PT Jasa Marga, agar mampu memberikan solusi dan alternatif mulai dari informasi pengalihan jalur keluar-masuk bandara sampai penyediaan kendaraan taktis lainnya. "Usaha kongkret lain adalah penyediaan bus cadangan selain Damri yang tersedia, dengan bus lain. Intinya, kami akan berusaha maksimal agar penumpang bisa masuk dan keluar dari bandara ketika jalan tol bandara terputus akibat banjir," demikian Tulus. Ia juga mengharapkan keseriusan pihak terkait untuk menyediakan akses alternatif selain tol seperti Kereta Api Bandara dan jalan tol layang atau jaringan tol baru di sekitar Tangerang (JORR II) dipercepat. "Jangan lagi ngomong rencana. Sebisa mungkin dipercepat. Jika tidak, saya tidak tahu seperti apa penilaian internasional atas Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang kebetulan berada di ibukota negara. Kalau kondisi seperti ini terus terulang hingga beberapa tahun mendatang," kata Tulus.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008