Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih mengatakan petani harus menetapkan sendiri strategi jangka panjang yang didukung dengan fasilitas dari pemerintah untuk mencapai ketahanan pangan. "Petani yang lebih mengetahui apa yang dibutuhkan untuk bisa meningkatkan produksi. Tugas pemerintah memfasilitasi mereka untuk mencapai produksi yang diinginkan," ujarnya di Jakarta, Rabu. Menurut dia, usaha pemerintah meningkatkan pajak ekspor (PE) adalah salah satu solusi yang benar untuk jangka pendek. Untuk satu hingga dua musim tanam, konsumen harus dibantu untuk menyesuaikan diri dengan peningkatan harga, juga dibantu untuk melakukan diversifikasi pangan. Dia juga mengatakan pemerintah perlu meneruskan kebijakan raskin untuk membantu konsumen yang berpendapatan rendah. Langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah, menurut Bungaran, adalah membantu para petani agar lebih cepat meningkatkan produksi dan produktivitas pangan. Hal itu, lanjut dia, dapat dilakukan hanya apabila pemerintah mau mengaplikasikan teknologi, melakukan perbaikan infrastruktur, transportasi, dan irigasi. Selain itu, dia mengatakan, pemerintah perlu memikirkan cara agar dapat melancarkan perdagangan melalui distribusi yang baik, perbaikan sumber daya manusia (SDM), meningkatkan pendidikan petani melalui penyuluhan-penyuluhan, kelembagaan pertanian, organisasi petani, dan pelaku dunia usaha agribisnis. "Desentralisasi dan privatisasi kebijakan pertanian dan pangan harus dilakukan," ujar dia. Pemerintah harus dapat memanfaatkan budaya pangan lokal sebagai upaya diversifikasi pangan. "Koordinasi antar instansi di pusat, serta antar instansi di pusat dan daerah perlu ditingkatkan dalam rangka implementasi kebijakan proteksi dan promosi. Dewan Ketahanan Pangan dari pusat hingga daerah perlu diaktifkan," katanya. Selain itu, Bungaran mengatakan, untuk mendukung terlaksananya strategi ketahanan pangan tersebut, anggaran yang diberikan pada Departemen Pertanian justru harus diberikan kepada departemen lain yang mendukung peningkatan produksi.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008