Kajian pada sekitar 15.000 pengguna permainan "Bad News", yang diluncurkan tahun lalu oleh Laboratorium Pembuat Keputusan Sosial Universitas Cambridge (CDSMLab), menunjukkan sangat memungkinkan untuk melatih masyarakat agar menjadi lebih baik dalam mengenali propaganda.
"Para peneliti menduga bahwa penyebaran berita bohong lebih cepat dan lebih dalam dibandingkan kebenaran, maka untuk memerangi informasi yang tidak benar melawan fakta dapat dilakukan seperti bertempur dalam pertarungan," kata Sander van Linden, ketua CDSMLab.
Facebook telah membuat pencegahan penyebaran berita palsu dan Rusia telah dituding menyebarkan berita palsu untuk memengaruhi pemilihan. Rusia menolak semua aksi tersebut.
Kajian itu diterbitkan pada Jurnal Palgarve Communication pada Selasa dan menunjukkan bahwa bermain "Bad News" hanya 15 menit membantu pemain untuk mengembangkan "antibodi kejiwaan" untuk melawan berita bohong.
Hasil kajian menunjukkan bahwa para pemain menjadi 21 persen kurang yakin pada berita palsu dibandingkan dengan sebelum mereka bermain.
Tim telah menerjemahkan game tersebut ke dalam sembilan bahasa, termasuk Jerman, Serbia, Polandia dan Yunani, dalam kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Inggris sementara WhatsApp telah memesan suatu permainan baru dalam program pesan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Ini cara platform media sosial cegah hoaks
Baca juga: Sekjen Kemenkominfo harapkan masyarakat cerdas gunakan internet
Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019