Kontribusi GMF untuk menekan biaya perawatan adalah tadi meningkatkan kapabilitas kami di dalam negeri, supaya barang tidak dikirm ke luar negeri. Yang sudah pasti, perawatan komponen atau mesin kita kan hanya 40-50 dolar AS per jam kalau di sana (lu
Jakarta (ANTARA) - PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia menawarkan perawatan pesawat lebih murah dibanding dengan perusahaan perawatan pesawat (MRO) di luar negeri.
Pelaksana Tugas Direktur Utama PT GMF AeroAsia Tazar Marta Kurniawan usai Halalbihalal di Jakarta, Selasa, mengatakan penawaran harga yang lebih murah itu sebagai bagian dari kontribusi untuk menekan biaya perawatan maskapai dalam negeri.
Pasalnya, perawatan pesawat memakan porsi 30 persen dari biaya operasi maskapai.
“Kontribusi GMF untuk menekan biaya perawatan adalah tadi meningkatkan kapabilitas kami di dalam negeri, supaya barang tidak dikirm ke luar negeri. Yang sudah pasti, perawatan komponen atau mesin kita kan hanya 40-50 dolar AS per jam kalau di sana (luar negeri) sampai 90 dolar AS per jam,” katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan membesarkan kapasitas perawatan pesawat dengan menjalin kerja sama dengan Air France untuk perawatan mesin.
“Jadi, otomatis sekitar 600 mesin kami pindahkan ke sini semua karena selama ini kami harus kirim ke luar, seperti Eropa, Malaysia, Amerika Serikat. Itu untuk biaya transportasi saja sudah puluhan ribu dolar AS,” ujarnya.
Saat ini, GMF sudah dapat lisensi untuk perawatan mesin pesawat Airbus A320 yang sebelumnya hanya memiliki Boeing 737.
“Bayangkan kalau kapabilitas sudah full 150 mesin, kami akan punya pendapatan sekitar 750 juta dolar AS. Kita ambil berapa persen yang bisa kita hemat daripada dibawa ke luar,” katanya.
Namun, Tazar menuturkan saat ini terkait insentif pajak masih belum banyak, terutama dari pembebasan bea masuk komponen pesawat, yakni dari 300 komponen baru 25 komponen yang dibebaskan.
“Sisanya masih progres, kami masih diskusi dengan Kemenperin dan Kemenkeu supaya yang lain bisa masuk dari bagian insentif,” katanya.
Bea masuk komponen yang dikenakan pada komponen pesawat tersebut beragam dari lima hingga 20 persen.
Namun, Tazar mengatakan adanya insentif tersebut tidak mengurangi tingkat keselamatan pesawat karena semua dilakukan sesuai standar.
“Tidak ada pengaruh ‘kan itu insentif dalam hal tarif, tapi yang namanya perawatan antara maskapai dengan MRO pada saat mengoperasikan pesawat mereka buat dengan program perawatan harus disetujui oleh otoritas kita,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, perusahaan pesawat juga sudah harus disetujui oleh otoritas bandara.
“Jadi kalau sudah disetujui otoritas baru dikerjakan oleh GMF. GMF itu bekerja sesuai dengan program perawatan enggak ada yang boleh kita kurangi. Yang bisa kita kurangi cara kita bekerja lebih cepat lebih efisien. Efesiensinya yang kita lakukan sifatnya industrialisasi,” ujarnya.
Baca juga: GMF mulai garap perawatan pesawat militer
Baca juga: GMF bidik pelanggan Airbus tawarkan paket perawatan pesawat
Baca juga: GMF bagikan dividen enam juta dolar AS
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019