Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Konferensi Internasional tentang Persiapan Pasukan Bersenjata Modern untuk Pemeliharaan Perdamaian pada Abad Ke-21 dengan menekankan peran penting angkatan bersenjata dalam menentukan efektivitas misi perdamaian.

"Sebagai pasukan multinasional gabungan berbagai negara anggota PBB, efektivitas misi perdamaian PBB akan ditentukan oleh efektivitas negara-negara kontributornya sendiri. Walaupun saya juga harus tekankan bahwa 'peacekeeping is more than the sum of its parts'," kata Wapres dalam sambutannya saat pembukaan acara yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakarta pada Selasa.

Menurut JK, angkatan bersenjata sebagai tulang punggung misi pemeliharaan perdamaian PBB yang perlu terus dikembangkan kemampuannya.

Misi perdamaian PBB membutuhkan modernisasi yang tidak hanya terbatas kepada teknologi, maupun doktrin modern, namun juga kepada kapabilitas dan kapasitas yang dibutuhkan para penjaga perdamaian.

"Hal-hal seperti kemampuan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat setempat, ataupun pemahaman memadai terhadap hukum kemanusiaan internasional," kata Wapres menyebutkan "soft skills" yang dibutuhkan angkatan bersenjata memahami mandat dan lingkungan kerjanya.

Kapabilitas dan kemampuan "soft skills" para penjaga perdamaian dikatakan Wapres harus dapat merebut simpati dari masyarakat di tempat bertugas.

Wapres mengapresiasi konferensi tersebut sebagai kesempatan sejumlah negara untuk bertukar pikiran dan bersiap agar tepat guna pada abad ke-21.

"Karena perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Perdamaian hanya dapat diraih dengan pengertian," demikian Wapres.

Terdapat 29 negara dan 1 organisasi yang turut dalam acara yang diselenggarakan oleh Komite Internasional Palang Merah (ICRC), TNI, serta didukung oleh Kementerian Luar Negeri.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019