Magelang (ANTARA News) - Tebing di lereng Gunung Merapi, Dusun Gendelan, Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah longsor akibat guyuran hujan deras mengakibatkan keberadaan sebuah candi tersingkap.
"Longsornya sekitar setengah bulan lalu, terus menerus karena hujan dan sekitar enam hari lalu kelihatan tatanan batu candi," kata Sugito (50), pemilik pekarangan tempat temuan candi itu di Magelang, Rabu.
Sejak Jumat (1/2) hingga saat ini warga setempat kerja bakti membersihkan longsoran tebing yang menyingkap keberadaan pojok sebuah tumpukan batu berupa bangunan candi tersebut.
Warga setempat, katanya, selama ini menyebut tempat itu sebagai Sendang Tengah. Longsor tebing pertama kali sekitar setengah bulan lalu mengakibatkan serumpun pohon bambu tumbang.
Sekitar tahun 1980-an warga setempat menemukan enam batu candi yang menyembul dari tebing itu. Batu-batu candi itu kini ditempatkan di sebuah tempat berdinding di kawasan itu dengan pintu yang bertutup kain putih.
Sebuah mata air mengalir dari dekat temuan candi tersebut, biasa digunakan warga setempat untuk mandi dan mencuci setiap hari.
Sugito menjelaskan, sekitar enam tahun lalu dirinya bermimpi ditemui orang tua berpakaian hitam dengan membawa keris.
"Dia bilang dalam mimpi itu, kalau saya ingin hidup segar supaya mandi di sendang dan akan mendapat candi, saya lalu bilang kepada simbah buyut almarhum, namanya Mbah Singo, lalu diberi iket dan bunga untuk dibawa pulang tetapi saya tidak mau karena benda ini milik negara," katanya.
Ia juga pernah bermimpi melihat dua patung berwujud manusia di atas tebing tempat temuan candi tersebut.
Ia mengaku segera melapor kepada petugas linmas desa setempat setelah menemukan candi tersebut.
Kepala Desa Krinjing, Sarijo mengatakan, masyarakat kerja bakti untuk mengamankan temuan tersebut.
Selama ini, katanya, baru sekali ditemukan candi di kawasan desa tersebut
Masyarakat mengharapkan temuan itu segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait.
"Supaya bisa segera diselamatkan, dan dilakukan langkah lebih lanjut secara tepat," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008