Beijing (ANTARA News) - KBRI Beijing saat ini sedang menjajaki promosi pariwisata, seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat di Mongolia, menyusul negara itu mulai Desember 2007 masuk dalam wilayah kerja KBRI Beijing. "Kita ingin melakukan penjajakan promosi wisata, seni dan budaya Indonesia di Mongolia, mengingat negara itu sebetulnya juga memiliki potensi yang sangat besar untuk mengundang wisatawan datang ke Indonesia," kata Kepala Fungsi Sosial Budaya KBRI Beijing Rosmalawati Chalid, di Beijing, Rabu. Menurutnya, ia melihat potensi mengundang wisatawan dari negara itu untuk datang ke Indonesia cukup besar, khususnya apabila dilihat dari jumlah penduduknya yang cukup besar untuk berlibur musim panas ke Indonesia. Salah satu kendala yang mungkin perlu diperhatikan, katanya, belum tersedianya penerbangan langsung dari ibukota Mongolia, Ulan Bator, ke Indonesia namun masih harus transit ke beberapa kota di China untuk selanjutnya terbang ke Indonesia. KBRI Beijing, katanya, akan mencoba melakukan promosi pariwisata, seni dan budaya di negara itu mengingat selama ini jumlah wisatawan Mongolia yang datang ke Indonesia dinilai masih sedikit, sementara potensinya ada. Jabatan Duta Besar (Dubes) RI untuk China mulai Desember 2007 merangkap Mongolia, yang sebelumnya dirangkap oleh Dubes RI untuk Rusia. Dubes RI untuk China merangkap juga Dubes RI untuk Mongolia dan penyerahan surat pengangkatan dari Presiden RI sudah diserahkan Dubes Sudrajat pada Desember 2007 kepada Kepala Negara Mongolia. Kedudukan Kedutaan Besar RI untuk Mongolia berada di KBRI Beijing, sehingga semua fungsi politik, hukum, keamanan, sosial dan budaya, serta ekonomi semuanya dikendalikan dari KBRI di Beijing. Dubes Sudrajat sebelumnya pernah mengatakan, dipilihnya Dubes RI untuk China merangkap Dubes RI untuk Mongolia, antara lain disebabkan letak geografis yang lebih dekat dan strategis. Ia mengatakan, hubungan bilateral antara Indonesia dengan Mongolia sampai saat ini masih sangat terbatas dan bahkan beberapa bidang masih dalam tahap penjajagan. "Jumlah WNI yang ada di Mongolia juga masih sangat sedikit, sehingga Indonesia untuk sementara masih membuka kantor Kedutaan di negara kedua, yaitu China," katanya. Meskipun demikian, katanya, Indonesia bukan berarti tidak menilai Mongolia sebagai negara yang potensial, karena sewaktu-waktu bisa saja Pemerintah Indonesia menempatkan Dubes di Ulan Bator, ibukota Mongolia. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008