Jakarta (ANTARA) - Hubungan kerja sama antara beberapa negara (multilateralisme) dianggap penting dalam meningkatkan hubungan China dengan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), menurut akademisi hubungan internasional China Institut, Ruan Zongze.

“China dan ASEAN...kita berada dalam momentum yang kritis untuk menunjukkan sikap multilateralisme,” kata Ruan dalam Forum Hubungan ASEAN-China Ke-2 di Jakarta, Selasa.

Peningkatan hubungan, menurut Ruan, mesti dilakukan untuk mencapai masa depan hubungan yang lebih kuat dan memakmurkan bagi kedua pihak, meskipun hingga saat ini dia menilai hubungan yang terjalin sudah patut untuk diapresiasi.

“Dalam pandangan saya, hubungan ini amat penting sebagai dasar pijakan untuk kedamaian dan stabilitas di ASEAN dan juga dunia,” kata dia.

Ruan mengakui bahwa hubungan antara China dan ASEAN tidak selalu mulus, namun sejak sekitar tahun 1990 sudah menunjukkan kemajuan.

Misalnya, dia menyebutkan soal China menjadi negara pertama yang menandatangani kesepakatan kerja sama perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) dengan ASEAN.

Selain multilateralisme, Ruan juga mengemukakan dua hal lain yang penting bagi peningkatan hubungan China dan ASEAN, yaitu kerja sama ekonomi komprehensif regional atau RCEP serta keterhubungan.

RCEP, yang baru saja dibahas pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-34 ASEAN di Bangkok dan akan diselesaikan tahun ini, dianggap perlu segera dimulai dengan bentuk yang kuat dan tegas.

“Saya amat yakin bahwa RCEP akan sangat fundamental bagi multilateralisme, untuk menunjukkan kita bisa bersama dan saling mendukung,” kata Ruan.

Dia juga menambahkan, RCEP telah cukup lama didiskusikan sehingga “ini adalah waktunya untuk bertindak.”

Perihal hubungan yang mengarah pada masa depan, Ruan menyebut dengan hubungan ekonomi yang kuat, keterhubungan adalah hal yang tidak kalah penting.

Konektivitas itu khususnya dikaitkan dengan inovasi teknologi tinggi seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), volume data yang besar, dan jaringan 5G.

Pewarta: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019