"Kita belum tahu seperti apa nanti, karena memang selama ini wisatawan Uzbekistan masih sedikit ke Indonesia. Tapi, kalau melihat potensi pariwisata NTB di jual ke Uzbekistan cukup besar peluangnya," ujar Umbu di Mataram, Selasa.
Menurutnya, kerjasama Pemerintah Provinsi NTB dengan Pemerintah Uzbekistan, khususnya Provinsi Bukhara dalam pengembangan pariwisata halal patut diapresiasi oleh semua pihak. Karena akan membuka pasar baru antara kedua wilayah. Terlebih kedua negara dan kedua provinsi Bukhara serta NTB sama-sama memiliki penduduk mayoritas muslim.
"Ini bagus untuk perkembangan pariwisata, karena Uzbekistan mau belajar seperti apa pengelolaan pariwisata halal. Apalagi disana ada makam Imam Bukhari," terangnya.
Menurutnya, potensi yang bisa digarap dengan Uzbekistan, yakni wisata Umroh. Di mana jemaah Umroh NTB bisa melakukan wisata ke Uzbekistan seusai melaksanakan Umroh di Arab Saudi.
"Ini bisa jadi poin yang bagus. Bagaimana kita bisa mengunjungi Uzbekistan seusai Umroh dari Jeddah ke Uzbekistan atau bisa juga sebaliknya sebelum Umroh ke Uzbekistan dulu. Apalagi saat ini mereka Uzbekistan memiliki penerbangan langsung dari Jakarta - Uzbekistan," jelas Umbu.
Umbu, menyatakan dengan terbukanya peluang antara NTB dan Uzbekistan itu, maka upaya NTB meningkatkan kunjungan wisatawan asal negara itu menjadi terbuka lebar.
"Jadi tidak hanya wisatawan Timur Tengah, tapi wisatawan dari Asia Tengah, seperti Uzbekistan ini bisa kita dapat," katanya.
Diketahui, Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah dan Wakil Direktur Pertama Departemen Regional Provinsi Bukhara, Khakimov disaksikan Sekretaris Kedutaan Besar Uzbekistan untuk Indonesia Muzaffar S Abdulazimov menyepakati kerjasama pariwisata, khususnya pariwisata halal.
Sekretaris Kedutaan Besar Uzbekistan untuk Indonesia Muzaffar S Abdulazimov, mengatakan kerjasama antara Uzbekistan dengan Pemprov NTB itu, dalam rangka membangun kerjasama wisata halal atau halal tourism khususnya antara NTB dengan Provinsi Bukhara.
"Uzbekistan dan Indonesia, khususnya NTB memiliki banyak kesamaan. Baik itu budaya, agama karena sama-mama mayoritas beragama Islam. Bahkan ada sejumlah kosa kata yang sama dengan Uzbekistan," ujar Muzaffar S Abdulazimov.
Ia menjelaskan, dalam kerjasama itu kedua daerah NTB dan Bukhara akan saling mempromosikan sejumlah potensi wisata halal yang dimiliki. Selain itu, pembangunan sejumlah infrastruktur seperti hotel, juga akan menjadi perhatian kedua daerah tersebut.
Sebagai tahap awal kerjasama ini katanya, pihak Uzbekistan khususunya Provinsi Bukhara akan mempelajari pengelolaan wisata halal yang ada di NTB. Sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia.
"NTB merupakan daerah tepat. Sehingga, dalam perkembangannya ke depan, akan banyak wisatawan Uzbekistan yang datang ke NTB atau sebaliknya," terangnya.
Menurut Muzaffar, nantinya Uzbekistan bisa belajar dan menerapkan seluruh sistem pengelolaan wisata halal di Bukhara.
"Kami punya "direct fligt" dari Jakarta ke Taskins, Uzbekistan. Ini tentu dapat memudahkan akses antar kedua negara," katanya.
Baca juga: Wisatawan Indonesia bebas visa ke Uzbekistan
Baca juga: NTB-Uzbekistan kerja sama wisata halal
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019