Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Rabu pagi, turun mendekati level Rp9.250 per dolar AS, karena pelaku pasar menjelang Hari Raya Imlek melepas rupiah dan membeli dolar AS. "Pelepasan rupiah oleh pelaku pasar mengakibatkan mata uang Indonesia terpuruk tajam sehingga mendekati level Rp9.250 per dolar AS," kata Direktur Finance Corpindo, Edwin Sinaga, di Jakarta, Rabu. Nilai tukar rupiah merosot menjadi Rp9.249/9.252 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.210/9.227 atau turun 37 poin. Edwin mengatakan, koreksi harga terhadap rupiah tidak akan mendorong rupiah terpuruk hingga di atas level Rp9.300 per dolar AS. Rupiah akan berfluktuasi pada kisaran antara Rp9.250 sampai Rp9.275 per dolar AS. Karena pergerakan rupiah terus dipantau oleh Bank Indonesia (BI), apabila tekanan negatif semakin kencang, maka BI masuk ke pasar melepas cadangan dolar AS, ucapnya. Namun, lanjut dia, koreksi terhadap rupiah tidak berlangsung lama, karena selisih bunga BI Rate terhadap suku bunga Fed Fund yang tinggi masih mendorong minat investor menempatkan dananya di pasar domestik yang memicu rupiah kembali menguat. Investor asing sangat berminat menempatkannya dananya di Indonesia, karena suku bunga BI Rate masih tinggi yang mencapai delapan persen dibanding bunga dolar yang mencapai tiga persen, ucapnya. Menurut Edwin, penempatan dana asing di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN) akan memberi beban kepada pemerintah, karena harus membayar bunganya. Karena itu, dana yang dihasilkan dari SBI dan SUN harus dapat dialihkan untuk jangka panjang, sehingga dana itu dapat memberikan manfaat dalam waktu lama, terutama untuk pembangunan infrastruktur yang masih tersendat, katanya. Untuk itu, lanjut dia peluang rupiah untuk kembali menguat cukup besar, apalagi ada tanda-tanda bank sentral AS (The Fed) kembali akan menurunkan suku bunganya yang saat in berada pada angka tiga persen. The Fed diperkirakan akan segera menurunkan suku bunganya pada pertemuan pekan ini dalam upaya memicu pertumbuhan ekonominya yang makin melambat, ucapnya. Sementara itu dolar AS terhadap yen turun 0,2 persen menjadi 106,60, euro terhadap dolar AS turun 0,1 persen mennjadi 1,4635 dan euro terhadap yen turun 0,1 persen menjadi 156,05 persen. Euro turun terhadap dolar AS, karena ada indikasi bank sentral Eropa (ECB) akan menurunkan suku bunganya sebesar 50 basis poin, akibat krisis keuangan di AS yang mengimbas kawasan tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2008