Jakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api (KA) memperkirakan realisasi pembangunan KA Bandara bisa diselesaikan pada awal 2009 atau lebih cepat sekitar lima bulan dari jadwal selama 1,5 tahun.
"Penyelesaian pembiayaannya bulan ini sehingga pekerjaan konstruksi bisa dimulai pada Maret dan setahun kemudian atau lima bulan lebih cepat bisa diusahakan operasi," kata Direktur Utama PT KA Ronny Wahyudi saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Oleh karena itu, dia optimis investor bakal berminat atas proyek tersebut karena berdasarkan studi, tingkat pengembalian modalnya maksimal delapan tahun sudah mencapai titik impas.
Rony mengaku sejumlah sindikasi perbankan nasional telah menyatakan minatnya secara resmi untuk membiayai proyek itu. "Tadi pagi (5/2), kami sudah tandatangani dengan Bank Mandiri, BNI, BRI dan Bank Mega," kata Ronny.
Proyek senilai Rp3,8 triliun itu akan dibangun dengan jalur baru dari Stasiun Muara Angke sampai Bandara Soekarno-Hatta sepanjang 22 kilometer.
Sedangkan jalur sepanjang 11,7 kilometer dari Stasiun Manggarai sampai Stasiun Angke menggunakan jalur yang sudah ada.
Menurut Rony, dana sebesar itu 70 persen akan ditutup dari pinjaman sindikasi perbankan nasional dan sisanya ekuitas konsorsium pelaksana. Rincian dari ekuitas itu, 15 persen ditanggung PT Railink, PT Jasa Marga dan PT Wika dengan perbandingan 40:30:30.
Sedangkan 15 persen sisanya ditawarkan kepada pihak lain yang akan menanamkan investasi.
Kemudian, untuk mempercepat pekerjaan konstruksi, tegasnya, maka hal itu akan dikerjakan dalam empat bagian secara simultan dengan kontraktor yang berbeda-beda.
Sebelumnya, Direktur Utama PT RaiLink, Masjraul Hidayat sebagai pelaksana kereta bandara mengatakan, peluang percepatan pekerjaan adalah di konstruksinya dari jadwal 1,5 tahun menjadi 1 tahun.
Jalur yang akan dibangun terdiri dari empat bagian secara paralel yakni Stasiun Angke-Stasiun Pluit, Stasiun Pluit-Pantai Indah Kapuk (PIK), PIK-Stasiun Bandara dan stasiun bandara ke dalam bandara.
Jalur sepanjang 22 kilometer dari Stasiun Angke sampai bandara akan dibangun
elevated (melayang) di atas permukaan tanah untuk mengantisipasi banjir.
Ketinggian dari tanah bervariasi mulai dari empat hingga tujuh meter dan ketika di persimpangan bisa 15 meter. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008