Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) mengajukan subsidi listrik tahun 2008 sebesar Rp70 triliun atau lebih tinggi dari usulan revisi APBN Perubahan 2008 yang diajukan pemerintah sebesar Rp42,6 triliun. Komisaris Utama PLN Al Hilal Hamdi usai rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa mengatakan, hitungan subsidi itu sudah dengan patokan harga minyak mentah yang diajukan pemerintah yakni 80 dolar AS per barel. "Subsidi listrik yang diajukan pemerintah masih belum cukup," katanya. Sebelumnya, pemerintah mengajukan revisi asumsi subsidi listrik pada APBN Perubahan 2008 menjadi Rp42,6 triliun dari sebelumnya Rp29,8 triliun dengan patokan harga minyak berubah dari 60 dolar jadi 80 dolar per barel. Menurut Hilal, tingginya besaran subsidi listrik pada 2008 terutama dikarenakan pemakaian BBM PLN masih cukup tinggi. Tahun ini, pemakaian BBM PLN diperkirakan mencapai 10,66 juta kiloliter atau mengalami kenaikan dibandingkan 2007 yang 10,26 juta kiloliter. Ia berpendapat, PLN harus melakukan efisiensi dan mencari tambahan utang, jika seandainya pemerintah hanya menyetujui subsidi listrik sebesar Rp42,6 triliun. "Ada beberapa opsi lain seperti pemadaman listrik atau kenaikan tarif listrik. Namun, kedua opsi itu tidak mungkin. Jadi, kami hanya bisa cari utang," jelasnya. Tambahan utang, lanjutnya, bisa dengan menerbitkan obligasi maupun pinjaman perbankan biasa. Namun, Hilal menyadari, konsekuensi pinjaman berarti menambah beban perusahaan dan juga pemerintah. Karenanya, lanjutnya, pihaknya akan mendesak usulan subsidi Rp70 triliun tersebut diterima. Menurut dia, jika usulan subsidi tersebut tidak diterima pada APBN Perubahan kali ini, maka diharapkan dapat dilakukan pada APBN Perubahan Kedua pada pertengahan tahun 2008. Hilal juga mengakui, ketergantungan PLN terhadap subsidi masih cukup besar. Namun ketergantungan ini, bisa berkurang kalau pembangkit 10.000 MW sudah mulai beroperasi mulai 2009. "Saya perkirakan, pada tahun 2010, subsidi kita hanya tinggal Rp20 triliun," katanya. Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR Tjatur Sapto Edy mengatakan, pihaknya akan membahas usulan subsidi itu. "Kita harus hitung bersama. Bagian mana saja yang bisa ditekan," ujarnya. Namun, ia mengatakan, subsidi listrik tahun 2008 maksimal Rp50 triliun.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008