Bandung (ANTARA News) - Pemerintah Jawa Barat akan mempeluas areal tanaman kedelai untuk mengatasi krisis pasokan kedelai bagi industri tahu, tempe serta lainnya di propinsi tersebut.
"Luas areal tanaman kedelai hingga 2007 hanya sekitar 12.000 hektar, tahun 2008 akan ditingkatkan menjadi 18.000 hektar," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat Lucky Heryawan di Bandung, Selasa.
Beberapa daerah yang akan menjadi kawasan pengembangan kedelai itu antara lain di Kabupaten Subang, Purwakarta, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Cianjur dan Majalengka.
Beberapa daerah lainnya di Jabar juga akan digenjot untuk dilakukan penanaman kedelai dengan sistem pemeliharaan yang lebih baik.
Selain itu, Dinas Pertanian Jabar juga akan meningkatkan produktivitas panen kedelai di provinsi itu dengan target 2 ton per hektar.
"Saat ini produktivitasnya baru mencapai 1,4 ton per hektar. Akibatnya para petani kurang terangsang untuk menanam kedelai," katanya.
Perbaikan kualitas dan mutu kedelai lokal juga menjadi target pemerintah setempat untuk mengatasi kelangkaan kedelai di provinsi itu. Lucky menyebutkan, kebutuhan kedelai unduk industri rumahan di Jabar hampir 90 persen tergantung dari kedelai impor dari Amerika Serikat.
"Harga kedelai impor sebelum kenaikan Rp3.500 per kilogram, jelas itu kurang menguntungkan bagi petani kedelai. Idealnya memang pada kisaran Rp6.000 per kilogram," kata Lucky.
Dengan harga yang cukup memadai itu, kata dia, para petani kedelai akan terangsang untuk memperluas areal tanaman kedelainya.
Sebelumnya, karena membludaknya impor kedelai dari AS dengan harga murah, kedelai lokal kurang diminati oleh para pengusaha tempe dan tahu.
"Kami fokus untuk memenuhi kebutuhan kedelai lokal, sehingga tidak terlalu terpengaruh kedelai impor," kata Lucky.
Akibat kenaikan harga kedelai dari Rp3.500 menjadi Rp7.000 di akhir 2007, sekitar 70 persen dari sekitar 10.000 pengusaha tahu dan tempe di Jawa Barat "kelimpungan", bahkan sebagian gulung tikar karena tidak punya modal.(*)
Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008