London (ANTARA News) - Bank Muamalat Indonesia (BMI) meraih penghargaan dari Islamic International Ranting Agency (IIRA), sebuah lembaga peringkat Islam internasional yang berkedudukan di Bahrain, dengan memperoleh peringkat sebagai bank yang menjalani syariat terbaik dengan mendapat peringkat AA. Penghargaan berupa Sharia Quality Peringkat AA kepada Bank Muamalat Indonesia (BMI) disampaikan oleh pejabat Chief Executive Officer (CEO) IIRA, Jamal Abbas Zaidin, kepada Direktur Utama BMI, A. Riawan Amin, dalam pertemuan International Islamic Financial Market (IIFM) di London, Selasa. Penyerahan penghargaan peringkat (rating) itu juga disaksikan Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk wilayah Timur Tengah, DR Alwi Shihab dan Deputi Gubernur BI Siti Chalimah Fadjrijah, Chairman IIFM Khalid Hamad, dan CEO IIFM, Ijlal Alvi dan para industrian keuangan Islam. CEO IIRA, Jamal Abbas Zaidin menyebutkan pemberian rating tersebut mencerminkan penilaian IIRA kepada BMI yang telah mengimplementasikan standar penerapan aturan syariah pada level yang sangat tinggi pada seluruh aspek penilaian kualitas yang dianalisa oleh IIRA. Direktur Utama BMI, Riawan, mengatakan rating ini juga mencerminkan kualitas tinggi dalam praktik yang telah dijalankan BMI dan struktur organisasi yang ada di BMI saat ini, sehingga memungkinkan bank tersebut dapat mengimplementasikan secara efektif prinsip Islam dalam tingkat keakuratan yang tinggi. Sementara itu, Deputi Gubernur BI, Siti Chalimah Fadjrijah mengatakan bahwa pemberian rating untuk BMI dengan nilai AA, menunjukkan bahwa BMI diakui sebagai bank yang mempunyai standar didalam berbagai halnya. Saya mendorong agar BMI bisa bekerja lebih giat lagi agar mendapat AAA, ujarnya. Diakuinya, rating untuk bukan bank syariah, memang sudah banyak dilakukan dan ini menunjukkan BMI sudah memiliki standar dan diakui secara internasional. Menurut Siti Chalima Fadjrijah, perkembangan Bank Syariah saat ini tidak saja berkembang di negara negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, tetapi juga di negara lainnya seperti Inggris, begitupun produk pasar modal seperti sukuk (obligasi syariah). (*)

Copyright © ANTARA 2008