Khartoum, Sudan (ANTARA) - Dewan Militer, yang berkuasa di Sudan, telah menolak gagasan Ethiopia untuk menyelesaikan krisis antara warga sipil dan militer di Sudan, kata juru bicara dewan tersebut pada Ahad (23/6).
Saat berbicara dalam satu taklimat di Ibu Kota Sudan, Khartoum, Shams Aldin Kabashi --Juru Bicara buat Dewan Militer Peralihan (TMC), mengatakan gagasan Ethiopia tersebut "berusaha memberlakukan usul khusus" atas semua pihak di Sudan.
"Sudan tidak menerima campur-tangan dari luar yang berusaha memberlakukan satu jenis penyelesaian tanpa konsultasi," kata Kabashi, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin.
Gagasan Ethiopia mengusulkan pembentukan dewan kedaulatan yang terdiri atas 15 anggota --tujuh dari militer dan tujuh dari sipil-- selain satu warga sipil independen yang diangkat melalui konsultasi antara TMC dan aliansi oposisi.
Pada Sabtu (22/6), aliansi oposisi Kekuatan bagi Kebebasan dan Perubahan (FFC) menerima baik gagasan Ethiopia, dan menganggapnya sebagai cara yang cocok guna menangani pertikaian saat ini antara kelompok yang bersaing di Sudan.
Nagi Alasm, Juru Bicara Perhimpunan Profesional Sudan (SPA) --yang memimpin protes di Sudan sejak Desember lalu-- mengatakan kepada wartawan pada Sabtu bahwa oposisi telah menerima baik gagasan Ethiopia dan menyampaikan keputusannya kepada utusan Ethiopia.
TMC dan FFC telah menghentikan pembicaraan sejak pasukan pemerintah secara paksa telah membubarkan aksi duduk di luar markas militer sehingga menewaskan lebih dari 100 pemrotes.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Presiden terguling Sudan akan segera diserahkan ke pengadilanan
Baca juga: Pemimpin militer Sudan: beberapa usaha kudeta digagalkan
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019