Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua hingga kini masih menunggu informasi dari petugas kesehatan yang diturunkan ke lokasi terkait penyebab pasti meninggalnya sebanyak 17 warga di Distrik Bomela, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua yang dikabarkan pada Senin 17 Juni 2019
"Informasi mengenai kematian 17 warga ini kan datang dari mahasiswa Yahukimo, mereka juga mungkin mendapat informasi, jadi lempar ke media," kata Kepala Seksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Yamamoto Sasarari di Jayapura, Senin.
Informasi yang didapat, kata dia, sudah 17 warga yang meninggal dunia, sedangkan yang sakit sebanyak 194 orang. Sesuai informasi yang diperoleh, gejala-gejala yang muncul yaitu demam, diare, batuk dan pilek.
Menurut dia, pasalnya akses transportasi ke Bomela sulit, hanya menggunakan pesawat berbadan kecil yang bisa masuk Bomela dan pesawat itu harus dari Jayapura.
"Kalau dari Yahukimo, agak susah sehingga tim yang sudah turun ke sana datang ke Jayapura baru terbang dari Jayapura ke Bomela," katanya.
Yamamoto menyebutkan, pada Selasa (18/6) Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo sudah menurunkan tim ke Bomela untuk mengecek kebenaran 17 warga yang dikabarkan meninggal.
Lanjut dia, tenaga yang diturunkan ke Bomela terdiri dari satu tenaga dokter, dua tenaga perawat, satu tenaga gizi, dan satu tenaga bidan.
"Tim yang turun membawa logistik berupa obat-obatan untuk pelayanan kesehatan kepada warga di Bomela," tambah dia.
Baca juga: Dinkes Papua: tidak ada petugas kesehatan di Distrik Bomela
Baca juga: Papua akui adanya kematian 17 warga di Bomela
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019