Sidoarjo (ANTARA News) - Hujan lebat dalam tiga hari terakhir menyebabkan tanggul penahan lumpur Lapindo di Desa Kedungbendo, Tanggulangin Sidoarjo, tepatnya, di sisi utara, longsor sepanjang sekitar 15 meter.Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Ahmad Zulkarnain saat ditemui di lokasi, Senin mengatakan, BPLS tidak terlalu khawatir, karena tanggul yang longsor merupakan tanggul sisi dalam dan akan segera ditinggikan."Untuk menjaga lumpur di sini (sisi utara), kami juga akan membangun tanggul luar setelah pond atau kolam penampungan lumpur di Desa Kedungbendo dibangun," katanya. Sementara, menunggu dibangunnya tanggul, untuk sementara BPLS tetap memanfaatkan tanggul yang longsor, karena merupakan satu-satunya tanggul penahan lumpur di sisi utara. Sedangkan PT Brantas Adipraya selaku kontraktor pelaksana pembuat tanggul saat ini sudah menerjunkan dua unit excavator dan kembali memulihkan fungsi tanggul setelah longsor. Namun demikian, longsornya tanggul tidak terlalu membuat panik warga yang tinggal di sekitarnya. Hal itu, karena warga menilai jika kemungkinan buruk seperti jebolnya tanggul terjadi, luberan lumpur kemungkinan tidak sampai masuk ke permukiman. "Ini karena areal yang saat ini akan dibangun pond baru, sudah mampu menahan luberan lumpur, meski BPLS belum mulai membangunnya," katanya. Zulkarnain mengatakan, tanggul yang longsor merupakan sambungan dari tanggul satu di Ketapang Keres atau tanggul yang sama-sama berada di sebelah utara. Kini tinggi tanggul di Ketapang Keres sudah mencapai 11 meter, sedangkan tanggul di Kedungbendo yang longsor sekitar delapan meter. BPLS kini juga tengah berusaha menebalkan lapisan tanggul yang berada di Desa Renokenongo, tepatnya di pinggiran Tol Porong-Gempol dengan tinggi sekitar 16 meter. Bahkan, jika semula tebal tanggul rata-rata 5-6 meter, kini BPLS berusaha menambah ketebalan menjadi tujuh-delapan meter. "Penambahan dilakukan karena tanggul itu akan menjadi akses keluar masuknya kendaraan besar yang mengangkut sirtu atau bahan baku tanggul. Jika tebal tanggul tidak ditambah, BPLS khawatir saat dilintasi kendaraan besar, kekuatan tanggul tidak bisa bertahan," katanya. Selain menebalkan tanggul, BPLS hari ini juga mulai memindahkan beberapa pipa besi tidak terpakai yang berada di pinggiran Tol Porong ke Desa Mindi, di sekitar Spillway. Banjir Selain mengakibatkan longsor, hujan lebat yang terjadi sejak Sabtu itu juga mengakibatkan Kali Ketapang meluap dan membanjiri pemukiman di RT 9 dan 10 RW 2 Desa Gempolsari. Banjir terjadi sejak Minggu (3/2) dini hari, dan hingga Senin, banjir setinggi lutut orang dewasa itu belum juga surut. Banjir juga mengakibatkan jalur alternatif sisi timur Raya Porong terhambat karena banyaknya kendaraan yang mengurangi laju kecepatan sehingga terjadi kemacetan. Menurut warga Gempolsari, Kastari, banjir di desa tersebut memang datang setiap tahun, terutama saat musim penghujan. Namun kali ini merupakan banjir terparah, karena air sungai yang seharusnya langsung mengalir ke laut, tertahan karena laut mengalami gelombang pasang. Meski petugas Dinas PU Pengairan sudah membuka pintu-pintu DAM air, namun upaya tersebut belum juga menyurutkan air yang meggenangi pemukiman warga. Selain itu, banjir juga terjadi di Raya Porong serta mengakibatkan kemacetan cukup panjang.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008