Jakarta (ANTARA News) - PT Angkasa Pura (AP) II ternyata masih menawarkan pemanfaatan Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta kepada maskapai penerbangan untuk memindahkan operasionalnya sementara waktu, jika cuaca masih memburuk pada pekan-pekan mendatang. "Kami sudah siap makanya berani menawarkan," kata Kepala Hubungan Masyarakat PT AP II Waspan Wahyu Widodo saat dihubungi di Jakarta, Senin. Dijelaskannya, kesiapan PT AP II sebagai pengelola Bandara Halim Perdanakusumah adalah penyediaan Sumber Daya Manusia dan dukungan fasilitas lain seperti "ground handling". Menurut Waspan, Bandara Halim mampu memberi pelayanan jika maskapai pindah sementara ke sana. "Dulu kan bandara besar," katanya. Fasilitas apron (tempat parkir pesawat, red) yang tersedia misalnya, kata Waspan, ada dua sisi yakni utara dan selatan. "Instrumen Landing System-nya juga sudah baik sehingga tidak bermaslah dengan hujan," katanya. Hanya saja, tambah Waspan, kelemahan Bandara Halim adalah pembatasan dari pemerintah. Waspan menjelaskan, sesuai Keputusan Menteri Perhubungan 32/2003, Bandara Halim tidak boleh untuk penerbangan pesawat kapasitas 100 penumpang ke atas dan penerbangan waktu tempuh di atas dua jam. "Jadi, peristiwa kemarin itu, karena darurat saja," katanya. Terkait penawaran Bandara Halim untuk pangkalan sementara itu, lanjut Waspan, hanya maskapai Merpati Nusantara Airlines yang akan pindah. Maskapai lain tidak bersedia dengan pertimbangan kerepotan mengatur penerbangan lanjutan dan pemindahan SDM. Sementara itu, Administrator Bandara Soekarno-Hatta Herry Bhakti mengimbau maskapai mengantisipasi kemungkinan akses jalan kembali terganggu. "Siapkan bus besar di bandara, potensi hujan masih tinggi," ujarnya. Saat ini, kata dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan TNI untuk menyiapkan truk tronton di bandara, sedangkan Perum Damri telah menyiapkan 10 unit bus dan PT Primajasa menyediakan 20 unit bus cadangan. Sebelumnya, Manajemen PT Garuda Indonesia (Garuda) secara tegas menolak rencana administrator bandara (Adbandara) Soekarno-Hatta yang hendak memindahkan operasional BUMN Penerbangan itu mulai Senin (4/2) ke Bandara Halim Perdanakusumah. "Kami tak bisa dipindahkan ke sana kalau hanya sebagian. Penyebabnya penumpang Garuda tidak hanya point to point, tetapi juga ada penerbangan lanjutan dari satu tempat ke tempat lain," kata Kepala Humas PT Garuda Indonesia, Singgih Handoyo. Frekuensi penerbangan Garuda dari Bandara Soekarno-Hatta ke dalam dan luar negeri setiap hari mencapai 200 kali, sedangkan Merpati hanya 16 kali per hari.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008