Jakarta (ANTARA News) - Produsen nikel, PT International Nickel Indonesia Tbk (Inco) memenuhi pencapaian produksi nikel 2007 sebesar 169 juta pon yang setara dengan 76.675 ton, melebihi target produksi nikel perusahaan sebanyak 165 juta pon yang setara dengan 74.843 ton. "Sementara untuk target produksi tahun 2008, Inco baru akan mengumumkan akhir Febuari 2008," kata Presiden Direktur Inco, Arif Siregar, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin. Arif mengatakan, produksi perseroan sempat terhenti akibat pemogokan karyawan di Sorowako Sulawesi Selatan, tahun lalu. "Namun, kami memberikan apa yang kami janjikan sementara catatan lingkungan kami terus mengalami peningkatan," katanya. Menurutnya, perseroan baru-baru ini juga mengadakan pertemuan dengan Departemen Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM). Pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas kewajiban-kewajiban perseroan berdasarkan kontrak karya dengan pemerintah RI. Dalam pertemuan tersebut, perseroan mengajukan rencana dimulainya kegiatan pertambangan di Bahodopi Sulawesi Tengah, dan pembangunan pengolahan nikel dengan sistem "high pressure acid leach" di Sorowako Sulawesi Selatan. "Saat ini rencana di Bahodopi masih dalam tahap awal. Baru akan dilakukan kajian-kajian mengenai aspek keuangan, teknis, lingkungan, dan dampak masyarakat. Saat ini perseroan juga harus melakukan studi kelayakan terhadap pembanguan pabrik "high pressure acid leach" di Sorowako," ujarnya. Berdasarkan rencana tersebut, kata dia, bijih nikel dari Bahodopi akan dicampur dengan bijih nikel dari Sorowako sebagai pasokan bahan baku pabrik pengolahan "pyrometallurgical" yang telah ada di Sorowako. Rencana ini merupakan investasi jangka menengah, atau sekitar lima tahun. masih panjang kajian-kajian yang dilakukan karena pembangunan pabrik baru tersebut akan memakan biaya yang mencapai miliaran dollar. "Apabila keseluriha rencana tersebut disetujui oleh Departemen ESDM dan perseroan. Maka diharapkan pabrik pengolahan di Sorowako tersebut akan menghasilkan sekitar 22 ribu ton nikel yang setara dengan 48,5 juta pon," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008