Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT TransJakarta Agung Wicaksono mengatakan pihaknya masih menunggu peraturan agar bisa mengoperasikan mobil listrik untuk transportasi massal yang lebih ramah lingkungan dibanding kendaraan berbahan bakar fosil.
"Saat ini adalah persoalan legalitas. Nanti akan ada uji coba bus listrik juga," kata Agung di Forum Diskusi Bus dan Kendaraan Listrik (FUSE) bertema "Kesiapan Kendaraan Listrik Mengaspal di Jakarta" di Cikini, Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan kendaraan listrik belum memiliki izin untuk beroperasi karena memiliki sistem mekanis yang berbeda. Jika kendaraan berbahan bakar fosil memiliki takaran CC tapi tidak pada mobil listrik.
Menurut dia, hal itu terkait dengan STNK kendaraan yang aturannya baru memayungi operasional kendaraan berbahan bakar fosil tapi belum untuk transportasi dengan tenaga listrik. Kendaraan listrik tidak menggunakan istilah CC sebagai satuan kapasitas volume ruang pembakaran tapi dengan kapasitas baterai.
Baca juga: Menristek: Indonesia produksi mobil listrik pada 2025
Bus TransJakarta, kata dia, masih menunggu regulasi tersebut sembari melakukan uji coba operasi kendaraan transportasi massal bertenaga listrik.
"Uji coba di malam biasa kendaraan isi bensin ini untuk 'charging' baterai misalnya. Berapa lama baterai itu akan berdampak pada operasional. Bagaimana dampak beroperasi di jalur kendaraan, penyesuaian perilaku pengemudi, pengemudi harus lebih hati-hati. Bagaimana perwatannya," kata dia.
Dengan uji coba itu, kata dia, akan terpetakan seberapa jauh kesiapan konversi kendaraan TransJakarta dari bahan bakar fosil menjadi tenaga listrik.
Agung mengatakan akan ada kendala penerapan TransJakarta berbasis tenaga listrik. Hal itu sebagaimana terjadi pada 15 tahun yang lalu saat akan ada peluncuran TransJakarta.
Baca juga: Pengamat ingin fase 2 MRT terintegrasi seluruhnya dengan TransJakarta
Bus dengan tenaga listrik, kata dia, memiliki kelebihan yaitu lebih ramah lingkungan karena tidak memiliki knalpot sebagai saluran pembuangan pembakaran BBM/BBG. Emisi gas buang akan semakin berkurang di perkotaan.
"Sekitar 15 tahun yang lalu, jalan sudah macet gila tapi mau ada jalan dipakai khusus untuk TransJakarta. Hari ini mungkin orang bilang gila TransJakarta pakai listrik. Tinggal kemauan bersama untuk membuat kota punya bus listrik yang membersihkan langit," kata dia.
Baca juga: Menteri: Kolaborasi triple helix dorong kemandirian mobil listrik 2025
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019