Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan segera menyalurkan dana subsidi kedelai yang totalnya Rp500miliar bagi pengrajin tempe dan tahu setelah verifikasi data jumlah pengrajin dan kapasitas produksi selesai dilakukan. "Subsidi itu untuk semua pengrajin tahu dan tempe, baik yang anggota Induk Koperasi Tahu Tempe (Inkopti) maupun tidak. Tapi harus dilakukan pendataan dan verifikasi, yang melibatkan pemerintah daerah," kata Deputi Menko Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi, usai rapat bersama pengrajin tempe dan tahu, pemerintah daerah dan perwakilan departemen terkait, di Jakarta, Senin. Menurut dia, berdasarkan data Sensus Ekonomi Nasional (Susenas) 2006 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat ada 115.000 pengrajin tahu dan tempe di seluruh Indonesia. Data tersebut juga mencakup kebutuhan rata-rata per pengusaha dengan berbagai skala usaha, yaitu besar, kecil dan menengah. Meski demikian, Bayu berharap pengaluran dana subsidi tersebut diharapkan dapat mulai dilakukan dua pekan mendatang setelah verifikasi data dirampungkan pekan depan. "Kita harapkan tidak harus tunggu serempak, mana yang siap kita mulai, kalau yang siap Jakarta kita mulai," ujarnya. Pembayaran dana subsidi, lanjut dia, akan dilakukan melalui bank yang ditunjuk pemerintah. "Yang jelas mungkin BRI karena punya unit desa di mana-mana dan Bukopin yang banknya koperasi tapi belum ditentukan," tambahnya. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Daerah Istimewa Yogyakarta, Syahbenol Hasibuan mengatakan konsep final penyaluran dana subsidi kedelai akan dirampungkan pekan depan bersama pemerintah pusat. Menurut dia, dana subsidi yang rata-rata Rp1.000 per kg itu akan disalurkan melalui penjual kedelai. "Penyaluran subsidi melalui penjual kedelai, apakah itu petani, Inkopti atau yang lain, tapi bukan importir,"ujarnya. Syahbenol menambahkan pemberian dana subsidi tersebut hanya untuk usaha mikro tahu dan tempe bukan pabrik dengan kapasitas produksi besar. "Ini khusus untuk usaha mikro tahu tempe, kalau ada pabrik tempe itu tidak bisa dapat,"tegasnya. Saat ini, lanjut dia, di daerahnya terdapat 10.200 usaha mikro tahun dan tempe dengan kapasitas produksi 5-10 kg per hari. Syahbenol menambahkan, naiknya harga kedelai hingga 100 persen telah menyebabkan 50 persen pengrajin tempe dan tahu di daerahnya merumahkan karyawannya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008