Kolombo (ANTARA News) - Presiden Srilangka, Mahinda Rajapakse, dalam peringatan ke-60 tahun negara pulau itu merdeka dari Inggris, Senin, bersumpah bahwa akan menundukkan pemberontak Macan Tamil, meskipun memperingatkan konflik yang kian keruh akan menyebabkan pengurangan bantuan. Presiden Mahinda Rajapakse mengatakan: "Tantangan diberikan kepada kita oleh sejarah, yakni menumpas terorisme." "Kami menghadapi tantangan ini dengan tepat tanpa mengabaikan peluang tersebut. Pasukan keamanan kami pada saat ini meraih kemenangan atas terorisme yang tak terulang dalam sejarah. Terorisme menerima kekalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya. Pada bulan lalu, Pemerintah Srilangka menarik diri dari gencatan senjata dengan Pembebasan Macan Tamil Eelam (LTTE), yang berjuang untuk kemerdekaan wilayah suku Tamil di bagian utara dan timur negara pulau yang mayoritas berpenduduk suku Sinhala itu. Pertempuran yang kian memburuk dan menumpuknya keprihatinan internasional terhadap situasi hak asasi manusia (HAM) di Srilangka dikhawatirkan akan mengancam pemutusan bantuan asing terhadap negara pulau itu. Meskipun demikian, Rajapakse, tampaknya berusaha menyepelekan peringatan-peringatan demikian dengan menyatakan bahwa Srilangka telah `membentuk hubungan baru dengan negara-negara tetangga kami, yakni negara-negara Arab dan negara-negara (pemeluk) Budha." "Negara-negara tetangga kami percaya kepada kami. Persoalan-persoalan kami adalah juga masalah negara-negara tetangga kami itu," katanya. Pernyataan dalam pidatonya itu kemudian diikuti oleh peringatan Jepang, penyumbang besar keuangan Srilangka, yang mungkin akan meninjau kembali kebijakan bantuannya jika negara pulau itu tidak menurunkan peringkat kekerasannya. Amerika Serikat (AS) dan Inggris (bekas penguasa kolonial Srilangka) pada tahun lalu mengumumkan pemutusan bantuan akibat pelanggaran-pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan negara itu, dan juga karena tingginya belanja pertahanan pemerintah Kolombo. AS juga menghentikan penjualan piranti keras militer kepada Kolombo. "Kami bisa mendapatkan dan menggunakan bantuan yang bermanfaat bagi pembangunan negara," kata Presiden Srilangka, saat membuka pameran piranti keras militer di pelabuhan Galle Face. Peringatan hari kemerdekaan diselenggarakan Senin di tengah tindakan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan mengerahkan ribuan polisi dan pasukan keamanan mengepung ibukota setelah terjadinya pemboman-pemboman yang diduga dilakukan oleh LTTE. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008