Samarinda (ANTARA) - Pelayanan jalur penerbangan udara di Bandara Aji Pangeran Tumenggung ( APT) Pranoto Samarinda, Kalimantan Timur kembali normal pada Minggu (23/6), setelah sebelumnya sempat di tutup karena adanya kerusakan landasan pacu.

Kepala Bandara APT Pranoto Samarinda, Dodi Dharma Cahyadi kepada awak media di Samarinda, Minggu mengatakan pihaknya sempat menutup operasional bandar udara tersebut, pada Sabtu (22/6) pukul 16.00- 19.00 Wita karena pertimbangan faktor keselamatan penerbangan.

"Ada kerusakan landasan pacu berupa terkelupasnya aspal landasan di posisi depan tower bandara (STA 1+500), dan saat ini kerusakan landasan pacu tersebut telah kita perbaiki, sehingga penerbangan sudah bisa beroperasi lagi," jelasnya.

Ia mengakui akibat penutupan operasional bandara itu selama tiga jam, sejumlah jalur penerbangan mengalami penundaan.

"Ada sembilan jalur penerbangan sore yang tertunda, kami memohon maaf atas kejadian tersebut, ini semua kami lakukan demi aspek keselamatan dan keamanan penerbangan," jelasnya.

Dodi juga mengatakan, saat ini operasional bandara telah kembali normal, sehingga diharapkan seluruh maskapai dapat mempersiapkan kedatangan maupun keberangkatan para calon penumpang yang terkena dampak akibat penutupan sementara kemarin.

Pihaknya telah menugaskan Tim Teknis Landasan Unit Pengelola Bandar Udara APT Pranoto Samarinda untuk memeriksa dan mengevaluasi kondisi landasan guna menjamin semua prosedur pengerjaan runway sudah terlaksana dengan baik.

Untuk beberapa jadwal penerbangan yang sempat tertunda, kini kembali normal.

Adapun penerbangan atau kedatangan pertama hari ini yaitu Wings Air IW-1485 dari Kabupaten Berau sedangkan untuk keberangkatan penerbangan pertama dari Bandar Udara APT Pranoto yaitu Batik Air ID-6671 tujuan Jakarta.
Baca juga: Bandara Samarinda ditargetkan layani 50 penerbangan per hari
Baca juga: Penumpang di bandara APT Pranoto Samarinda mencapai 4.550 orang
Baca juga: Uji terbang pesawat Lion Air Boeing 737-800 NG di Samarinda berjalan mulus

Pewarta: Arumanto
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019