Semarang (ANTARA News) - Fraksi PDI Perjuangan DPR menyatakan prihatin dengan tewasnya enam anggota Marinir dalam latihan tempur, dan dengan adanya kasus ini TNI harus segera melakukan evaluasi terhadap semua alat utama sistem senjata (alutsista) yang ada, kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR, Tjahjo Kumolo. "Sebagai prajurit TNI tewas dalam latihan tempur itu sah-sah saja, tetapi jangan mati konyol akibat alutsista yang ada sudah tidak layak pakai," kata Tjahjo ketika dihubungi dari Semarang, Senin. Untuk itu, ia meminta TNI harus mengevaluasi apakah alutsista yang ada saat ini masih layak pakai atau tidak. "Evaluasi itu penting agar kita jangan mengorbankan prajurit TNI secara sia-sia akibat persenjataan yang sudah tidak layak pakai," katanya menegaskan. Menurut dia, DPR dan pemerintah saat ini sedang mengoptimalkan anggaran petahanan dengan peremajaan alutsista secara bertahap guna mendukung keberadaan prajurit TNI yang handal dan profesional. Karena itu, katanya, TNI harus mengecek semua alutsista yang dipakai prajurit. Yang tidak layak pakai karena usia harus diremejakan. "Untuk alutsista yang sudah tua dan tidak layak pakai serta membahayakan jika digunakan untuk latihan jangan dipakai, karena akan membunuh prajurit dan pimpinan lah yang bertanggung jawab apabila terjadi kecelakaan akibat alutsista yang sudah tidak layak pakai," kata Tjahjo yang juga anggota DPR dari pemilihan Jawa Tengah ini. "Sungguh memprihatinkan enam anggota marinir tewas menggunakan Panser Amfibi yang tenggelam 25 meter di bawah pemukaan laut di seputar pantai Situbondo, Jawa Timur. Hal ini harus ada evaluasi dari pimpinan TNI tentang alutsista yang dimiliki oleh Komando Marinir TNI AL," katanya. Tewasnya enam anggota Marinir dalam latihan tersebut dan satu anggota Marinir lainnya lagi masih belum ditemukan, harus menjadi tanggung jawab pimpinan TNI, demikian Tjahjo Kumolo. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008