Sampai hari ini, saya belum pernah melihat kondisi rumah se menjak kami dijemput pake katinting (perahu yang menggunakan mesin) untuk mengungsi, tapi saya dengar lumpurnya banyak sekali,
Konawe Utara (ANTARA) - Sebagian korban yang terdampak banjir di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengatakan trauma terhadap banjir sehingga mereka enggan pulang ke rumah dan masih memilih bertahan di tempat pengungsian.
Sekertaris Desa Puwanggudu, Suhardin (50), yang juga ikut menjadi korban terdampak banjir dan mengungsi di Desa Wanggudu Raya mengatakan dirinya bersama keluarga dan pengungsi lainnya masih ragu untuk kembali ke rumah masing-masing meskipun banjir sudah mulai surut karena tinggi lumpur hingga pinggang orang dewasa.
"Kami belum berani ke rumah, karena masih trauma, karena saat itu tiba-tiba air naik sampe di atas loteng, padahal sejak saya kecil sampai umur saya sekarang 50 tahun, saya belum pernah melihat banjir yang separah ini," kata dia di Konawe Utara, Sabtu malam.
Pernah ada banjir, lanjutnya pada tahun 1977, 1996 dan tahun 2013 namun tahun ini yang paling terparah sepanjang banjir di Konawe Utara.
Masih di lokasi pengungsian yang sama, Hartian (50) warga Desa Puwanggudu menyebutkan dirinya sangat trauma terhadap banjir karena saat banjir mereka bersama keluarga sempat berada di loteng rumah selama 3 hari.
"Sampai hari ini, saya belum pernah melihat kondisi rumah se menjak kami dijemput pake katinting (perahu yang menggunakan mesin) untuk mengungsi, tapi saya dengar lumpurnya banyak sekali," jelasnya.
Baca juga: Jumlah pengungsi korban banjir Konawe Utara bertambah
Bupati Konawe Utara, Ruksamin mengatakan saat ini Pemkab Konawe Utaratelah melakukan trauma healing untuk memberikan bantuan pemulihan trauma psikologis bagi para korban banjir.
"Saat ini kami lakukan trauma healing, ada tim kesehatan dari UMI Makassar, tim Kesehatan UHO, Tim ACT Jakarta yang sedang melakukan trauma healing itu," ujar dia.
Selain itu, Ruksamin juga mengatakan belum mengizinkan warganya untuk kembali ke rumah dengan alasan keamanan.
"Ada 370 unit rumah yang hanyut dan 1.962 unit yang terendam banjir, maka kami akan melakukan pendataan untuk mebuatkan hunian sementara (Huntara) untuk masa transisi dan pada tahap rehabilitasi rekontruksi insyaallah kami siapkan hunian tetap," kata Ruksamin.
Baca juga: Tujuh kecamatan di Sultra terendam banjir
Baca juga: Relawan berjuang bantu korban banjir Konawe Utara
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019