Lebak (ANTARA News) - Warga miskin di Kabupaten Lebak, Banten, mulai mengemis ke rumah-rumah penduduk akibat kenaikan harga sembilan bahan pokok (Sembako). "Jika kami tidak mengemis tentu keluarga di rumah tidak makan, karena saat ini harga beras sudah mencapai Rp 5.500 per liter. Harga sebesar itu kami tak mampu membelinya," kata Rokayah (55), warga Oteng, Desa Jagabaya, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Minggu. Ia mengatakan, akibat lilitan kemiskinan di kampung, dirinya terpaksa menjadi seorang pengemis untuk dapat bertahan hidup bersama lima anaknya. Apalagi, saat ini harga-harga sembako dinilai sangat memberatkan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, pihaknya memaksakan diri, walau mengemis malu rasanya. Akan tetapi, pekerjaan mengemis sangat membantu, terutama untuk membeli kebutuhan beras. "Setiap hari kami mampu membeli beras antara dua sampai tiga liter dengan harga Rp15.000 dari hasil mengemis karena himpitan ekonomi itu," katanya. Ahmad (60) seorang pengemis warga Legok, Desa Pasir Kupa, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, mengaku selama terjadi lonjakan harga sembako, pihaknya kesulitan untuk membeli beras, sehingga memaksakan diri mengemis ke rumah-rumah penduduk, perkantoran dan tempat keramaian. "Pendapatan sehari bisa mencapai Rp20 ribu dan mampu membeli beras sebanyak dua liter serta lauk pauknya. Jika tak mengemis dipastikan tidak mampu makan," katanya. Ia menyebutkan, pekerjaan minta belas kasihan itu dilakukan sudah dua bulan karena tak mampu membeli beras akibat adanya kenaikan harga sembako itu. "Selama ini saya tak mampu beli beras karena sudah tidak bekerja lagi dengan alasan tenaga berkurang akibat dimakan usia," kata Ahmad menambahkan. Sementara itu, Sekretaris Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Cipta Wahana, Kabupaten Lebak, Uce Kelana, mengemukakan pihaknya merasa prihatin banyaknya warga miskin kesulitan membeli beras akibat kenaikan harga sembako. Mereka untuk memenuhi kebutuhan sembako itu mengemis atau minta belas kasihan orang agar keluarganya tak kelaparan. "Saya minta pemerintah daerah agar segera memberikan bantuan beras bagi warga miskin, apalagi sampai saat ini beras raskin juga belum disalurkan," katanya. Pantauan ANTARA sejak adanya kenaikan sembako makin banyak warga miskin menjadi pengemis, bahkan setiap hari bisa mencapai antara empat puluh sampai lima puluh orang. mereka masuk ke perkampungan serta perkantoran. "Hari ini (Minggu, 3/2) pengemis yang datang ke rumah sudah tujuh orang. Semuanya saya kasih uang Rp1.000," kata Ny Endang (40) Warga Komplek Perumahan Depag, Rangkasbitung.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008