Bio Farma sebagai Industri farmasi perlu melakukan kolaborasi dengan pihak PTN agar dapat mempercepat inovasi bioteknologi dan bidang kesehatan agar bisa segera diadopsi industri untuk masyarakat luas.

Makassar (ANTARA) - Bio Farma bersama 11 perguruan tinggi negeri (PTN) yang tergabung dalam Majelis Senat Akademik (MSA) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTan-BH) menandatangani Letter of Intent (LoI) sebagai langkah kerja sama hilirisasi hasil inovasi riset terapan PTN di Indonesia.

Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama Bio Farma, M Rahman Roestan dengan Ketua MSA PTN Badan Hukum, Prof Ir Priyo Suprobo, MS., Ph.D pada Rapat Paripurna MSA PTNBH yang diselenggarakan di Hotel Claro Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.

Sebanyak 11 MSA PTN-BH itu yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, Universitas Sumatera Utara, Universitas Padjajaran, Institut Teknologi Sepuluh November, dam Universitas Pendidikan Indonesia.

Direktur Utama Bio Farma, M Rahman Roestan mengatakan Bio Farma sebagai Industri farmasi perlu melakukan kolaborasi dengan pihak PTN agar dapat mempercepat inovasi bioteknologi dan bidang kesehatan agar bisa segera diadopsi industri untuk masyarakat luas.

"Kegiatan ini memang sangat dibutuhkan karena produk bioteknologi merupakan salah satu produk yang memiliki tingkat kerumitan kompleksitas tinggi dan memerlukan waktu tidak sebentar untuk menjadi produk akhir," ungkapnya.

Selain itu, kerja sama juga berlandaskan pada tuntutan pemerintah yang menginginkan PTN-BH dapat terus meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa, untuk menuju kemandirian ekonomi, untuk menghasilkan karya mandiri, inovatif, bermanfaat dan memiliki daya ungkit sains yang tinggi.

Baca juga: Menkeu tinjau fasilitas riset Bio Farma dukung ekspor vaksin

"Hasil peneltian dari pihak PTN-BH akan dihilirisasi ke industri yang pada akhirnya akan tercipta inovasi suatu produk unggulan sesuai kebutuhan masyarakat," katanya.

Karena itu, kesepakatan yang terjalin juga bagian dari komitmen untuk hilirisasi bidang penelitian produk lifescience, dengan harapan mampu bersaing dan menjadi produk unggulan Indonesia yang dihasilkan Bio Farma.

Sementara itu menurut Ketua MSA PTN-BH, Prof. Ir. Priyo. Suprobo, MS., Ph.D mengatakan, pemerintah telah mendorong kemitraan antara perguruan tinggi dan industri nasional yang saling menguntungkan. Tujuannya untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi negara dan masyarakat secara luas.

Menurutnya, Bio Farma merupakan representasi dari semua industri di Indonesia, karena memiliki keunggulan sebagai satu-satunya industri yang telah menjadi role-model untuk pembangunan dan perbaikan berkelanjutan dalam bidang kesehatan dan kemasyarakatan.

“Tentu saja, kami berharap bahwa suatu saat nanti akan ada hasil dari riset dan inovasi yang dilakukan di PTNBH. Bermula dari skala laboratorium dan selanjutnya dapat ditingkatkan menjadi skala industri yang siap untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas.Kemudian hilirisasi inovasi produk hasil riset dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat," ungkapnya.
Baca juga: WHO-UNICEF pilih Bio Farma untuk pengadaan vaksin polio tipe 2

Foto bersama usai Teken Letter of Intent (LoI) oleh Direktur Utama Bio Farma, M Rahman Roestan, bersama Ketua MSA PTN Badan Hukum, Prof Ir Priyo Suprobo, MS., Ph.D pada Rapat Paripurna MSA PTNBH yang diselenggarakan di Hotel Claro Makassar, Sabtu (22/06/2019). ANTARA Foto/Nur Suhra Wardyah

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019