Purwokerto (ANTARA News) - "Perang" pengaruh antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan partai politik lain yang mewarnai peringatan hari lahir (Harlah) ke-82 Nahdlatul Ulama (NU) tidak akan menggeser posisi PKB di dalam organisasi Islam tebesar di Indonesia itu. "Saya rasa berdasarkan sejarah bahwa PKB sebagai satu-satunya partai yang dilahirkan NU sebagai pengikat secara historis maupun nasional sehingga keberadaannya tidak akan tersingkir," kata Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny Wahid), di Purwokerto, Jateng, Minggu. Selain itu, kata dia, banyak pula tokoh-tokoh NU yang berada dalam PKB sehingga tidak merubah posisi partai ini di dalam NU. "Kalau perkara `klaim-mengklaim` sejak dulu banyak. Yang penting rakyat atau konstituennya seperti apa," kata putri KH Abdurrahman Wahid ini. Ia mengatakan, berdasarkan fakta maupun survei, PKB tetap dianggap sebagai partai yang paling dekat dengan NU. Menurut dia, sinergi PKB dan NU harus terus dijaga melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan kedua belah pihak maupun organisasi yang berafiliasi di bawahnya. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain berupa pemberian dana pendidikan bagi santri, pembangunan pesantren secara fisik, dan bantuan operasional sekolah (BOS) untuk madrasah. "Kegiatan tersebut sebagai contoh upaya untuk menunjukkan dan memperjuangkan aspirasi dari warga NU. Ini tidak dilakukan oleh partai lain, hanya PKB yang melakukannya," kata dia. Untuk itu, kata dia sangat tidak benar jika PKB akan tergusur dari NU oleh partai-partai lain yang sedang memperebutkan pengaruh atau simpati dari organisasi Islam ini.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008