Jakarta (ANTARA News) - Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di tanah air, meminta semua pemimpin bangsa bersatu agar lebih mudah bagi Indonesia untuk keluar dari kesulitan. Harapan tersebut dikemukakan Ketua Umum Pengurus Besar NU, KH Hasyim Muzadi, saat berpidato pada peringatan puncak Hari Lahir (Harlah) ke-82 NU di Stadion, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu. "Dengan bersatunya para pemimpin bangsa itu akan memudahkan bangsa ini untuk keluar dari persoalan yang dihadapi," kata Hasyim pada acara yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wapres Jusuf Kalla beserta Ny Mufida Kalla, serta ratusan ribu warga NU tersebut. Hasyim menegaskan, NU mempunyai impian bahwa persoalan bangsa akan bisa selesai. Salah satu syaratnya adalah bersatunya para pemimpin bangsa. Masalahnya, kata Hasyim yang pada pemilihan presiden 2004 lalu menjadi calon wakil presiden pasangan Megawati Soekarnoputri, mengatur para pemimpin justru lebih sulit daripada mengatur rakyat. Terkait peringatan puncak Harlah NU, PBNU mengundang Presiden Yudhoyono, Wapres Jusuf Kalla, dan para mantan presiden beserta keluarganya. PBNU berharap acara tersebut bisa menjadi ajang silaturahmi para pemimpin. Meski demikian, tidak semua yang diundang hadir. Mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati termasuk yang tidak hadir. Keluarga mantan Presiden Soeharto hadir diwakili Titiek Soeharto. Tampak hadir pula mantan Wapres Try Sutrisno. Sementara dari kalangan pejabat negara yang hadir antara lain Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Anwar Nasution, dan sejumlah menteri. Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin juga terlihat hadir. (*)

Copyright © ANTARA 2008