Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Hj Sitti Rohmi Djalilah mengajak semua pihak untuk mengembangkan kawasan cagar biosfer Gunung Rinjani dan Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Gunung Tambora (Samota).
Siaran pers diterima Jumat, menyebutkan bahwa hal itu diutarakan Wakil Gubernur NTB usai penutupan Dewan Koordinasi Internasional Program Man and the Biosphere (MAB) atau The 31st session of the Man and the Biosphere (MAB) Programme International Coordinating Council di Paris, Perancis, Kamis(20/6).
Wagub menegaskan, rangkaian agenda pertemuan MAB itu, menghadirkan babak baru dalam pembangunan daerah di NTB. Sebab, usai pertemuan tersebut, NTB kini telah resmi memiliki dua cagar biosfer, yakni Gunung Rinjani di Pulau Lombok dan kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Gunung Tambora (Samota) di Pulau Sumbawa.
Dengan diresmikannya Cagar Biosfer Samota oleh Unesco, maka Samota akan menjadi bagian dari jaringan cagar biosfer dunia. Dan diharapkan, hal ini akan mendorong pemerintah daerah untuk mendukung program pembangunan berkelanjutan. Babak baru setelah peresmian ini akan diiringi sejumlah tugas besar bagi semua pihak.
Baca juga: Indonesia punya dua cagar biosfer baru
"Kita memiliki tugas besar untuk menjaga, mengelola dan mengembangkan cagar biosfer ini agar predikat yang telah kita terima di pertemuan ini tidak hanya di atas kertas," ujar Wagub NTB.
Wagub, menyatakan upaya pascapenetapan Samota sebagai cagar biosfer menurutnya akan membutuhkan dukungan banyak pihak. Mulai dari masyarakat di kawasan tersebut, para pengambil kebijakan, pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota di NTB, dan pihak-pihak terkait lainnya.
"Kita berharap semua pihak bisa mendorong agar cagar biosfer ini bisa dipertahankan fungsinya, sembari kita terus membangun dan mengembangkannya," terangnya.
Baca juga: Samota di NTB resmi ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia
Untuk itu kata Umi Rohmi sapaan Wagub NTB, konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan, menurutnya perlu menjadi pegangan bagi semua pihak. Pembangunan yang merusak alam, pada gilirannya hanya akan melahirkan kerusakan.
Upaya untuk menjaga pembangunan tetap berada dalam koridor berwawasan lingkungan inilah yang nantinya perlu diupayakan bersama. Sebab, tanpa dukungan berbagai pihak, khususnya yang tinggal dan beraktivitas di kawasan cagar biosfer ini, pembangunan tidak akan berjalan dengan baik.
"Karena kami, selaku pemerintah Provinsi NTB selalu berharap bahwa Cagar Biosfer Samota akan mendatangkan manfaat untuk konservasi sumber daya alam dan pembangunan kesejahteraan sosial dan ekonomi, dengan mengacu pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan," katanya.
Baca juga: UNESCO tetapkan Samota sebagai Cagar Biosfer
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019