Jayapura (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meminta noken menjadi salah satu cenderamata pada pelaksanaan PON XX pada 2020 di Provinsi Papua.

"Noken penting agar semua tahu bahwa negara ini merupakan wilayah yang kaya raya dengan segala macam budaya dan tradisi, kemudian karya yang sangat kreatif dari rakyat," katanya di Jayapura, Jumat.

Menurut Imam, ia merasakan sendiri bahwa dengan menggunakan noken dapat membawa semua peralatan yang dibutuhkan dalam satu tempat seperti memakai tas pada umumnya.

"Saya mengakui memakai noken rasanya nyaman sekali, bahkan rencananya akan terus dipakai hingga kembali ke Jakarta lagi sehingga jika nanti ada yang bertanya beli di mana, bisa langsung ke Jayapura-Papua," ujarnya.

Senada dengan Imam Nahrawi, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak (PPPA) dan Keluarga Berencana Provinsi Papua terus menyiapkan mama-mama pengrajin noken untuk menyiapkan warisan budaya ini sebagai cenderamata khas Bumi Cenderawasih.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Anike Rawar, mengatakan dalam tiga tahun belakangan ini, pihaknya sudah mengumpulkan mama-mama pengrajin pada 29 kabupaten/kota untuk memproduksi noken dalam jumlah besar.

"Kami pun sudah memberikan bantuan peralatan serta bahan untuk membuat noken seperti benang dan jarum sehingga mama-mama ini dapat meningkatkan produksinya sehingga menjelang pelaksanaan PON XX pada 2020 di Bumi Cenderawasih, noken-noken yang dihasilkan oleh mama-mama pengrajin ini dapat dijadikan suvenir atau cenderamata," katanya.

Sekadar diketahui, noken yaitu tas tradisional masyarakat Papua yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit kayu, biasanya digunakan untuk membawa hasil-hasil pertanian seperti sayuran, umbi-umbian serta membawa barang-barang dagangan ke pasar.

Baca juga: Menpora jajal lapangan Stadion Papua Bangkit

Baca juga: Stadion Papua Bangkit 100 persen siap untuk PON

Baca juga: Cabang olahraga diharapkan realistis dalam pengajuan anggaran

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019