Artinya minal aidin itu mudah-mudahan kita termasuk orang yang kembali kepada fitrahnya, kepada kesuciannya, kata Ma'ruf Amin

Jakarta (ANTARA) - Cawapres RI Ma'ruf Amin kembali menekankan makna yang terkandung dalam kalimat minal aidin wal faidzin, ketika memberikan ceramah Idul Fitri dalam acara halal bihalal dengan Jenderal (Purn) TNI Hendropriyono dan purnawirawan TNI di Jakarta, Jumat.

"Saya mengucapkan minal aidin wal faidzin. Artinya minal aidin itu mudah-mudahan kita termasuk orang yang kembali kepada fitrahnya, kepada kesuciannya," kata Ma'ruf Amin.

Baca juga: Ma'ruf minta para ulama mengarusutamakan Islam moderat

Ma'ruf menyampaikan segala sesuatunya pada akhirnya memang harus kembali untuk dapat dikatakan berjalan normal.

Dia memberi contoh, makanan yang masuk ke tubuh manusia akan keluar lagi, sebab jika tidak maka kemungkinan terjadi penyakit usus buntu.

Selain itu, kata dia, seorang bapak pergi keluar juga akan kembali ke rumah pada sore hari. Kalau tidak kembali menurutnya, tidak normal.

Dia juga berharap mudah-mudahan setelah menjalankan ibadah puasa, semua umat Muslim kembali diampuni Allah SWT.

Baca juga: Ma'ruf Amin ucapkan selamat Idul Fitri untuk Prabowo-Sandi

"Kita sebagai bangsa juga harus kembali kepada jati diri bangsa yaitu Pancasila dan UUD 45," jelasnya.

Dia mengatakan Pancasila adalah titik temu atas semua perbedaan yang ada di Bangsa Indonesia. Pancasila juga merupakan kesepakatan seluruh elemen bangsa.

"UUD 45 juga kesepakatan bagaimana kita mengelola negara. Karena itu saya menamakan negara ini negara kesepakatan, dan kita harus kembali kepada negara kesepakatan," jelasnya.

Dia menegaskan masalah-masalah di luar kesepakatan Bangsa Indonesia tidak boleh masuk, termasuk soal bentuk negara.

Dia menekankan khilafah tertolak di Indonesia karena menyalahi kesepakatan. Oleh karena itu, kata dia, tidak boleh ada konflik ideologis di Tanah Air.

"Setiap isu yang berkembang harus dikembalikan ke prinsip awal. Jadi minal aidin ini sebagai bangsa kita juga harus kembali kepada prinsip-prinsip nasionalisme kita sebagai bangsa," ujar dia.

Dia mengatakan ulama dan purnawirawan harus menjadi penjaga, mengawal prinsip dan keutuhan bangsa supaya kembali kepada prinsip yang telah digariskan pendiri bangsa.

"Pendiri bangsa telah memberi warisan negara merdeka. Kemerdekaan itu perjuangan mengorbankan darah dan air mata. Tugas kita mengawal, menjaga, setiap ada upaya menyimpang melakukan deviasi kita kembalikan," kata Ma'ruf.

Baca juga: Sidang MK, KPU Sebut Ma'ruf tidak langgar ketentuan pemilu

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019