Bogor (ANTARA News) - Ketinggian permukaan air di Bendung Katulampa, Kota Bogor, hingga Jumat pukul 16.00, berada pada 100 cm di atas mercu bendung dan telah memasuki tahap waspada. Sementara itu, ketinggian permukaan air yang terdeteksi melalui alat Water Level Meter yang dipasang oleh tim dari Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Bendung Katulampa berada pada ketinggian 130 cm. "Ketinggian permukaan air tersebut berada pada tahap waspada atau siaga IV, karena telah melampaui batas normal, yakni 80 cm di atas mercu bendung," kata Petugas Pintu Air Bendung Katulampa Bogor, Andi Sudirman, kepada ANTARA News di Bogor, Jumat. Dia menjelaskan, kenaikan permukaan air disebabkan oleh hujan yang mengguyur Bogor dan sekitarnya sejak Kamis (31/1) tengah malam hingga Jumat sekitar pukul 14.30. Hujan turun secara fluktuatif, yakni deras, gerimis, deras lagi, dan gerimis lagi. Hingga Jumat petang, cuaca Bogor masih mendung meskipun hujan sudah berhenti. Menurut Andi, permukaan air di Bendung Katulampa yang dipantaunya melalui papan mercu bendung, naik secara bertahap sejak Jumat subuh hingga menjelang siang, dari 30 cm menjadi 60 cm. Kemudian, pada sekitar pukul 12.00 naik menjadi 70 cm, pada pukul 13.00 naik menjadi 80 cm, pada pukul 14.00 naik menjadi 90 cm, serta pada pukul 16.00 naik lagi menjadi 100 cm. Sementara itu, permukaan air yang terdeteksi melalui alat Water Level Meter, pada pukul 12.30 tercatat 100 cm, pada pukul 14.00 tercatat 120 cm, serta pada pukul 16.00 tercatat 130.00. Alat Water Level Meter yang mendeteksi permukaan air secara elektrik, disetting batas siaga pada ketingian 100 cm yang ditandai dengan bunyi alarm berbunyi secara otomatis. Alarm itu telah bunyi pada pukul 12.00 hingga 12.30. Menurut Andi, ketinggian permukaan air pada papan mercu bendung yang dipantau secara manual maupun yang terdeteksi melalui alat Water Level Meter ada perbedaan sekitar 30 cm. Perbedaan ketinggian permukaan air itu, kata dia, mungkin disebabkan ada pendangkalan di dasar bendung atau pencatatan dari alat tersebut kurang akurat. Andi tetap berpatokan pada pemantauan secara manual di papan mercu bendung. Menurut Andi, ketinggian permukaan air di Bendung Katulampa menjadi peringatan dini terhadap masyarakat Jakarta. Karena, air bergerak dari Bogor ke Jakarta dan terus ke laut melalui sungai Ciliwung dan Cisadane, membutuhkan waktu sekitar 10 jam hingga 12 jam. Jika ketinggian permukaan air sudah melampaui 80 cm, maka Andi akan membuat laporan ke Jakarta. Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bogor, Endang Suprapti mengatakan, berdasarkan data Stasiun Klimatologi BMG Bogor, curah hujan di di Bogor pada Kamis (31/1) tercatat rata-rata 32 mm per hari. Angka tersebut masih berada pada kisaran normal di bawah 50 mm per hari. "Jika curah hujannya lebih dari 50 mm per hari baru masuk kategori tinggi. Namun angka tersebut dicapai dalam waktu relatif singkat," katanya. Sementara itu, pada saat turun hujan deras di Kota Bogor pada Jumat siang, sejumlah ruas jalan tergenang air hujan yang meluber dari selokan. Hal ini terlihat di Jalan Raya Pajajaran, Jalan Kapten Muslihat dekat lembaga pemasyarakatan Paledang, Jalan A Yani dekat Plaza Jambu Dua, dan beberapa tempat lainnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008