Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah mengatakan target inflasi pada tahun ini sebesar 5 plus minus satu persen harus dihitung ulang setelah inflasi pada Januari kemarin mencapai angka yang sangat tinggi. "Kalau inflasi Januari mencapai 1,77 persen, (target inflasi) harus dihitung kembali, mudah-mudahan dalam 11 bulan ke depan terjadi pelambatan," kata Burhanuddin usai sidang kabinet paripurna di kantor presiden Jakarta, Jumat. Inflasi bulanan pada Januari mencapai 1,77 persen atau tertinggi selama empat tahun terakhir, sedang inflasi Januari tahun ke tahun (year on year) mencapai 7,36 persen. BI dan pemerintah sebelumnya sepakat untuk mentargetkan inflasi pada tahun 2008 sebesar lima plus minus satu persen, sedang pencapaian laju inflasi pada 2007 sebesar 6,59 persen. "Tahun ini inflasi bisa sekitar 6 atau 6 persen lebih sedikit," katanya. Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat ini mengumumkan inflasi bulan Januari 2008 mencapai 1,77 persen yang didorong oleh kenaikan harga di kelompok makanan yaitu 2,77 persen dan di kelompok makanan jadi sebesar 2,02 persen serta kelompok sandang sebesar 2,31 persen. Untuk menurunkan laju inflasi yang dipicu kenaikan harga kelompok makanan ini, katanya, pemerintah harus memiliki komitmen yang tegas untuk melaksanakan program stabilisasi harga pangan yang pada Jumat ini telah dikeluarkan paketnya. BI lanjutnya juga akan terus memantau dengan cermat perkembangan eksternal terutama terkait perubahan nilai tukar rupiah yang berdampak terhadap harga-harga pangan impor seperti terigu, kedelai dan beras.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008