Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR, Suharso Monoarfa, menilai usulan revisi "lifting" minyak dalam APBN Perubahan 2008 menjadi 910 ribu barel per hari terlalu rendah. "Usulan revisi itu terlalu rendah. Seharusnya, pemerintah mengusulkan 950 ribu barel per hari," katanya usai raker Komisi VII DPR dengan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Kamis. Suharso juga berpendapat, pemerintah terkesan tidak mau bekerja keras sehingga mengusulkan revisi "lifting" yang rendah. Demikian pula dengan kuota BBM bersubsidi yang dinaikkan dari 35,8 juta ke 39 juta kiloliter. "Ini artinya memberi ruang kepada Pertamina untuk menambah kuota," katanya. Menanggapi hal itu, Purnomo mengatakan pemerintah menggunakan sikap konservatif, bijaksana, dan hati-hati dalam menentukan asumsi-asumsi APBN. "Lebih baik rendah. Kalau diasumsikan tinggi, sementara realisasi tidak tercapai, maka anggaran akan mengalami kekurangan," katanya. Ia juga meminta, asumsi tersebut dilihat dalam kerangka APBN secara keseluruhan. Menurut Purnomo, dengan perubahan asumsi harga minyak dan "lifting," pemerintah masih mendapatkan kenaikan penerimaan ESDM. "Kalau harga minyak 60 dolar AS per barel dan `lifting` 1,034 juta barel per hari, perkiraan penerimaan ESDM sekitar Rp199 triliun, namun dengan diubah menjadi 80 dolar AS per barel dan `lifting` 910 ribu barel per hari, maka penerimaan naik menjadi di atas Rp200 trilliun," katanya. Ia juga membantah, kalau pemerintah tidak mau bekerja keras sehingga menetapkan asumsi yang rendah.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008