Jakarta (ANTARA News) - Mantan Gubernur DKI yang telah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres), Sutiyoso, menyatakan sangat tidak realistis baginya membentuk parpol baru sebagai kendaraan politik di pemilihan presiden (Pilpres) 2009. "Kalau saya membuat partai baru, nanti energi dan waktu saya akan banyak tersita ke sana," kata Sutiyoso menjawab pers di sela-sela Rakernas I Partai Republika Nusantara (RepublikaN) di Jakarta, Kamis. Selain itu, Sutiyoso beralasan, situasi yang dihadapinya berbeda dengan kompetitor lainnya yang pada umumnya adalah pemain-pemain lama, termasuk incumbent (pejabat yang sedang berkuasa). "Mereka itu sudah pernah eksis dan berkampanye, sementara saya belum pernah, sehingga saya butuh waktu lebih panjang untuk sosialisasi di masyarakat," katanya. Karena sejumlah faktor itulah, menurut Sutiyoso, dirinya tidak mau mendirikan partai karena waktu yang tersisa semakin singkat. Lebih lanjut Sutiyoso mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah sekitar 14 parpol baru yang telah menyatakan dukungannya pada dirinya. Dari belasan parpol baru itu, ujarnya, akan ada yang tersortir lewat pintu verifikasi. "Namun sudah ada komitmen di antara mereka jika ada yang tidak lolos, mereka akan bergabung kepada yang lolos," katanya. Mengenai pendirian Partai RepublikaN, Sutiyoso mengatakan para pendiri partai tersebut sebelumnya telah berkonsultasi bahwa mereka baru bersedia mendirikan RepublikaN jika Sutiyoso bersedia maju di Pilpres 2009. Sementara itu Sekjen DPP Partai RepublikaN, Yos Sudarso, menyatakan apabila pihaknya lolos verifikasi dan sukses dalam Pemilu 2009 maka partai itu segera mengusung Sutiyoso sebagai calon presiden pada Pilpres mendatang. Rakornas I RepublikaN diikuti oleh pengurus dari 346 DPC dan 33 DPD Partai RepublikaN se-Indonesia, para pendiri serta fungsionaris DPP di antaranya Ketua Presidium DPP Partai RepublikaN, Mayjen (Purn) Syahrir, Mayjen (Purn) Syarnubi, Brigjen (Purn) Hussein Thaib, Eddy Prijono, Harry Ganda Asi, Anton Suseno (mantan atlet tenis meja nasional). Mengenai pemilihan nama Partai Republika Nusantara yang kemudian disingkat menjadi RepublikaN, Yos mengatakan hal tersebut sudah disepakati para pendiri setelah sebelumnya sudah ada partai lain yang menggunakan nama Partai Republik dan Partai Republikku. "Jadi yang bisa mendapatkan izin dari Depkum dan HAM adalah nama Partai Republika Nusantara atau RepublikaN," katanya. Nama tersebut, ia menambahkan, juga mengandung makna sebagai kekuatan politik yang berpaham pada kepentingan rakyat dan negara republik Indonesia.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008