Paris (ANTARA) - Perusahaan Boeing melakukan pembicaraan dengan beberapa maskapai penerbangan mengenai penjualan pesawat 737 MAX yang masih dilarang terbang, setelah menerima pesanan 200 unit dari perusahaan penerbangan multinasional International Airline Group (IAG), di Paris Air Show 2019, menurut kepala penjualan Boeing pada Kamis.

Wakil direktur senior Boeing, Ihssane Mounir, mengabaikan peluncuran pesawat jet berlorong satu yang mempunyai jarak tempuh lebih panjang (longer-range single-aisle jet) oleh Airbus, rival Boeing, yang dianggap hanya sebagai "kepingan kecil" di pasaran.

Dia menolak berkomentar tentang waktu peluncuran pesawat Boeing untuk pasar menengah, dan menyebut bahwa kembalinya 737 MAX adalah prioritas tertinggi bagi mereka setelah dua kecelakaan maut dari pesawat model itu.

Pesawat terlaris Boeing itu ditarik dari layanan di seluruh dunia sejak pesawat 737 MAX milik Ethiopian Airlines mengalami kecelakaan pada Maret lalu, yang menyusul kecelakaan 737 MAX milik Lion Air di perairan Indonesia pada Oktober 2018. Kedua kecelakaan itu menewaskan 346 orang korban.

Keputusan mengejutkan datang dari IAG dengan pesanan tentatif pesawat Boeing model 737 MAX di tengah krisis soal pesawat model MAX itu dan tekanan perdagangan.

Boeing membuka gelaran Paris Air Show dengan catatan suram dan bahkan mengalami kemunduran lebih jauh ketika General Electric menyatakan penundaan pemasokan mesin untuk pesawat model 777X selama berbulan-bulan akibat kecacatan komponen.

Meskipun demikian, Mounir, tetap berharap pesawat bermesin ganda terbesar di dunia itu akan dapat mengudara tahun ini, dan dijual pada 2020 mendatang.

Sumber: Reuters

Baca juga: Meski dilarang terbang, Boeing dapat pesanan besar 737 Max

Baca juga: CEO Boeing berharap pesawat 737 Max terbang kembali akhir tahun

Baca juga: Azerbaijan batalkan kontrak Boeing senilai 1 miliar dolar AS

Penerjemah: Suwanti
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019