Jakarta (ANTARA) - Pistol yang diyakini jadi senjata bunuh diri pelukis Belanda Vincent Van Gogh di Prancis pada 1890 dengan menembak dadanya, setelah bertahun-tahun menderita secara mental, telah terjual senilai 130.000 euro dalam lelang di Paris, Rabu (19/6).
Seorang anonim yang ikut lelang lewat telepon membawa pulang revolver Lefaucheux yang bagian luarnya sudah sangat berkarat itu dengan harga lebih dari dua kali lipat dari yang diprediksi pakar rumah lelang Drouot.
Dilansir CNA, Van Gogh menderita depresi sepanjang hidupnya, dan rasa tersiksanya kerap mempengaruhi karyanya, seperti lukisan diri sendiri atau karya terkenal lain seperti The Starry Night and Sunflowers.
Dia juga pernah memotong sebagian dari telinga kirinya dengan razor saat berargumen dengan seniman Paul Gauguin.
Van Gogh meninggal di Auvers-sur-Oise dekat Paris pada Juli 1890, pada usia 37 tahun, lebih dari dua hari setelah menembak dadanya sendiri di ladang gandum tempatnya melukis.
Setelah gagal merenggut nyawanya sendiri, dia kembali ke penginapan dan dirawat oleh penjaga penginapan, Arthur Ravoux, dan putrinya Adeline, yang saat itu berusia 13 tahun dan menceritakan kisah itu lebih dari 60 tahun kemudian.
"Saya mencoba bunuh diri," kata Van Gogh pada Ravoux. Sang seniman melewatkan lebih dari dua bulan di penginapan, membuat lukisan-lukisan terakhirnya.
Pencarian senjata itu dimulai sehari setelah sang pelukis tutup usia, namun senjata itu tidak ditemukan hingga 1960-an, di ladang yang sama.
Senjata itu ditemukan oleh petani dan jatuh ke tangan seorang perempuan yang anaknya kemudian menjual senjata itu.
Baca juga: Lukisan Van Gogh terjual 8,2 juta dolar AS
Baca juga: Lukisan Van Gogh kembali ke Amsterdam setelah 14 tahun hilang
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019