Jakarta (ANTARA) - Angkutan laut kembali diminati masyarakat pada masa angkutan Lebaran 2019 seiring melonjaknya jumlah penumpang mencapai 9,91 persen hingga H+15 dibandingkan jumlah penumpang di tahun 2018.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Wisnu Handoko dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menyebutkan hingga hari ini atau H+13, posko angkutan laut Lebaran 2019 mencatat jumlah penumpang sebanyak 1.835.074 orang, naik sebesar 9,91 persen dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar 1.680.264 orang.
Angka tersebut melampaui prakiraan peningkatan jumlah penumpang yang awalnya hanya sebesar 4,8 persen.
“Sementara, kami semula memprediksi kenaikan jumlah penumpang untuk angkutan laut Lebaran tahun 2019 sebesar 4,8 persen untuk 51 pelabuhan pantau," ujarnya.
Wisnu menambahkan bahwa pelabuhan Batam masih menjadi pelabuhan dengan jumlah penumpang tertinggi selama masa pemantauan angkutan laut Lebaran dengan jumlah penumpang sebanyak 246.062 orang yang disusul oleh pelabuhan Tanjung Balai Karimun (226.056 orang), Tanjung Pinang (125.953 orang), Tanjung Buton (86.948 orang) dan Ternate (86.706 orang).
Menurut dia, pergerakan penumpang paling besar terjadi di Pulau Sumatra, terutama perbatasan dengan Malaysia, karena banyak Warga Negara Indonesia yang bekerja di sana.
Juga di Ternate, karena mayoritas banyak muslim dan pendatang dari Makassar, sehingga mereka pulang ke selatan. Yang signifikan juga terjadi di Sorong, banyak pekerja asal dari Jawa, Makassar, sehingga juga menimbulkan lonjakan penumpang cukup tinggi.
"Secara umum, mudik dengan angkutan laut di tahun 2019 ini berjalan dengan aman, selamat, tertib dan nyaman bila dibandingkan dengan tahun lalu. Angka kecelakaan menurun dan lonjakan penumpang di beberapa titik bisa diatasi," ujar Wisnu.
Ditjen Perhubungan Laut mencatat jumlah armada yang melayani angkutan laut Lebaran tahun 2019 sebanyak 1290 armada kapal yang terdiri kapal PT. Pelni sebanyak 26 unit, kapal perintis 113 unit dan kapal swasta 1.149 unit dengan kapasitas angkut sebanyak 3,4 Juta penumpang.
Dibandingkan dengan jumlah penumpang tahun ini yang mencapai sekitar 1,8 juta jadi dinilai masih cukup.
“Hanya masalahnya bagaimana mengatur agar kapal-kapal yang ada bisa disiapkan untuk mendukung pelabuhan yang penumpangnya banyak. Tentunya hal ini harus dilakukan dengan persiapan dan koordinasi yang lebih dini dan lebih baik," jelasnya.
Selain itu, Wisnu juga menerangkan bahwa program mudik gratis sepeda motor dengan kapal laut tahun 2019 berjalan dengan baik dan mendapatkan respon positif dari masyarakat terbukti dengan banyaknya jumlah motor dan jumlah penumpang yang terangkut dengan kapal mudik gratis tersebut baik arus mudik maupun arus balik.
"Program mudik gratis sepeda motor dengan kapal laut di tahun 2019 mencatat jumlah motor dan penumpang yang diangkut mencapai lebih dari 86 persen dari total kuota yang diberikan Pemerintah. Hal ini menunjukkan tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat yang semakin tinggi terhadap aspek keselamatan," katanya.
Ia juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada TNI AL yang telah mengerahkan kapal KRI Banda Aceh untuk membantu pemudik dari Balikpapan ke Surabaya dan juga PT. Pelni atas pelayanannya selama menyelenggarakan mudik gratis sepeda motor dengan kapal KM. Dobonsolo yang telah berjalan lancar dan baik.
"Dengan demikian, penyelenggaraan angkutan laut Lebaran tahun 2019 dapat dikatakan berjalan dengan aman, selamat, tertib dan nyaman sebagaimana slogan Ditjen Hubla yaitu Pastinya! Dan slogan mudik tahun 2019 yaitu, Mudik Bareng, Asyik Lancar," tutup Wisnu.
Baca juga: Penumpang kapal catatkan angka tertinggi Lebaran 2019
Baca juga: Lebaran 2019, penjualan tiket dispensasi kapal naik 5,4 persen
Baca juga: Pengamat apresiasi pembenahan moda angkutan laut Lebaran
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019