Juara dunia lima musim terakhir ini beruntung menang di Kanada dua pekan lalu ketika pebalap Ferrari Sebastian Vettel secara kontroversial terkena penalti, menjuarai sirkuit Le Castellet tahun lalu dan sekarang memburu kemenangan keenamnya tahun ini sekaligus ke-79 dalam karirnya.
Jika dia, atau rekan satu timnya Valtteri Bottas, berhasil memenangi GP Prancis, Si Panah Perak Mercedes memenangkan semua dari delapan pertarungan tahun ini setelah finis tahun lalu dengan hanya memenangi dua sirkuit.
Tetapi, setelah latihan akhir pekan lalu di Montreal dimana juara dunia empat kali Vettel menduduki pole position dan finis urutan pertama, Hamilton dan Mercedes mulai mengkhawatirkan tanda-tanda terlalu berpuas diri.
Kepala tim Toto Wolff mengakui, "Kanada sudah menjadi hal yang memperingkatkan kami. Setelah menjalankan keandalan yang sangat baik dalam enam balapan pertama, kami mengalami sejumlah masalah yang hampir semuanya karena ulah sendiri."
Baca juga: Ferrari bawa "evolusi kecil" ke GP Prancis
Dia mengaku tim akan belajar dari setiap masalah dan berterima kasih kepada para mekanik Mercedes atas kerja hebat mereka.
"Kami memperkirakan pertarungan keras lainnya di Prancis. Sirkuit Prancis memiliki beberapa kemiripan dengan Montreal dan jalur lurus panjang menghadirkan tantangan kepada kami," kata Wolff seperti dikutip AFP. "Kami menunggu kesempatan menempatkan kembali beberapa hal dengan benar."
Hamilton menang di GP Prancis tahun lalu karena membalap dari pole position. Kini dia tampil lebih matang, bahkan Bottas yang memakai mesin yang sama pun kesulitan menyainginya. Bottas sudah dua kali menang tahun ini.
Ferrari telah menunjukkan tanda-tanda bangkit kembali di Montreal yang sirkuitnya cocok dengan mesin Ferrari, tetapi Mercedes bernafsu menyamai atau melewati rekor McLaren menang 11 balapan berturut-turut pada 1988.
Baca juga: Honda bawa power unit baru untuk Red Bull dan Toro Rosso di Prancis
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019